| Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara seorang influencer bernama Muhammad Fadil Jaidi membangun dan mempertahankan personal branding-nya di media sosial Instagram, berdasarkan persepsi Generasi Z. Instagram dipilih peneliti karena popularitasnya di kalangan Generasi Z terlebih dalam rentang umur 18-24 tahun. Alasan Generasi Z memilih Instagram karena menyediakan konten variatif dalam bentuk foto, teks, dan video. Teori yang digunakan adalah delapan hukum personal branding dan asosiasi brand image. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif studi kasus dengan pengambilan data yang dilakukan secara wawancara semi-structured kepada lima narasumber. Selain wawancara, penelitian ini juga menggunakan observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan Fadil Jaidi telah memenuhi hampir seluruh dimensi personal branding seperti spesialisasi, kepemimpinan, kepribadian, perbedaan, kesatuan, nama baik, hingga keteguhan. Sementara, dimensi visibilitas Fadil Jaidi masih kurang tampak di mata pengikutnya. Selain itu, dalam asosiasi brand image, seperti strength of brand associations, favorability of brand associations, dan uniqueness of brand associations sudah diterapkan Fadil Jaidi pada laman Instagramnya. Temuan dari penelitian ini adalah sebagai seorang influencer khususnya untuk UMKM fashion dan FnB, Fadil Jaidi disukai karena teknik endorsement-nya, kepribadiannya yang lucu, dan keterlibatan keluarga dalam kontennya. Maka dari itu, Fadil Jaidi diharapkan dapat mempertahankan citra baiknya, dapat terus membuat konten-konten yang relevan, dan meningkatkan konsistensi baik dari gaya bahasa atau jadwal unggahan konten agar semakin dikenal masyarakat. |