| Perjanjian kemitraan inti plasma merupakan salah satu bentuk kerjasama usaha yang banyak digunakan dalam sektor peternakan ayam di Indonesia. Perjanjian ini melibatkan dua pihak, yaitu perusahaan inti dan peternak plasma. Perusahaan inti menyediakan input produksi, seperti pakan dan obat-obatan, serta melakukan pemasaran hasil produksi. Peternak plasma menyediakan lahan dan tenaga kerja untuk melakukan produksi. Perjanjian kemitraan inti plasma dapat memberikan manfaat bagi kedua belah pihak. Perusahaan inti dapat memperoleh keuntungan dari produksi ayam, sedangkan peternak plasma dapat memperoleh keuntungan dari penyediaan lahan dan tenaga kerja. Namun, perjanjian kemitraan inti plasma juga dapat menimbulkan potensi persaingan usaha yang tidak sehat, jika tidak memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam perspektif hukum persaingan usaha, perjanjian kemitraan inti plasma dapat berpotensi menimbulkan persaingan usaha yang tidak sehat, jika perjanjian tersebut mengandung unsur-unsur monopoli atau penguasaan pasar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hukum terhadap perjanjian kemitraan inti plasma pada sektor peternakan ayam di Indonesia dalam perspektif hukum persaingan usaha. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada prakteknya, perjanjian kemitraan pada pola inti plasma masih ada yang belum sesuai dengan ketentuan perjanjian kemitraan dan prinsip – prinsip persaingan usaha yang sehat. Perlu dilakukan kajian ulang terhadap regulasi yang mengatur perjanjian kemitraan inti plasma, khususnya yang berkaitan dengan industri peternakan ayam, untuk memastikan bahwa regulasi tersebut dapat melindungi kepentingan kedua belah pihak, yaitu perusahaan inti dan peternak plasma, serta tidak menimbulkan persaingan usaha yang tidak sehat. |