Peramalan pergerakan harga pada pasar saham merupakan tantangan utama yang dihadapi oleh investor dan kian mendapatkan perhatian karena jika pelaku pasar dapat meramalkan pergerakan harga, mereka akan lebih terarah dalam pengambilan keputusan. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam peramalan harga adalah analisis teknikal. Untuk membuktikan apakah analisis teknikal dapat digunakan dalam peramalan pergerakan harga saham di Indonesia, khususnya harga saham perbankan yang masuk ke dalam indeks LQ45, penulis melakukan penelitian menggunakan salah satu indikator analisis teknikal, yaitu indikator Relative Strength Index (RSI). Data yang digunakan adalah data transformasi dari harga penutupan harian 1 Januari 2010 sampai dengan 31 Agustus 2018. Dengan menggunakan beberapa metode, diantaranya information value, weight of evidence, decision tree, serta regresi logistik, ditemukan bahwa indikator RSI mempunyai nilai prediktif namun merupakan prediktor yang lemah jika dalam meramalkan harga saham. Selain itu, jumlah hari dalam perhitungan RSI dan sinyal beli yang dihasilkan untuk memperoleh hasil estimasi yang signifikan dapat berbeda satu saham dengan saham lainnya, sehingga investor harus lebih berhati-hati dalam menentukan jumlah hari yang digunakan dan dalam menentukan sinyal beli yang dihasilkan. Selain itu, analisis lainnya diperlukan agar peramalan yang dilakukan lebih akurat. |