Kajian Yuridis Atas Informasi (Berbagai Macam Obat) Dalam Resep Dokter yang Sukar Dibaca  

Oleh:

Hadi S.

Jenis: Article from Journal - ilmiah nasional - tidak terakreditasi DIKTI
Dalam koleksi: Jurnal Hukum Pro Justitia vol. XXII no. 4 (Oct. 2004), page 23-42.
Topik: YURIDIS; yuridis; informasi; resep dokter
Fulltext: PP54-XXII-4 200411 p23.pdf (343.55KB)

Ketersediaan

Perpustakaan Pusat (Semanggi) Nomor Panggil: PP54.1 Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0) Tandon: tidak ada

Lihat Detail Induk

Isi artikel

Seorang pasien dengan terburu - buru menyerahkan sehelai kertas resep kepada petugas apotek. Dia nampak felisah menunggu obat yang ingin segera diminumnya agar sakitnya segera sembuh atau setidaknya berkurang. Namun setelah beberapa lama menunggu, obat tidak segera dia dapatkan dan hanya diberi thau bahwa obatnya tidak tersedia di apotek itu. Kemudian dia pergi ke apotek lain, namun mendapatkan jawaban yang sama yaitu bahwa obatnya tidak tersedia di apotek yang kedua ini. Sebenarnya kedua apotek yang dia datangi, tidak dapat membaca dengan jelas obat yang dimaksud dalam resep sedangkan dokter penulis resepnya sukar dihubungi. Tampaknya sukar dipahami mengapa tulisan resep sukar dibaca bahkan oleh apoteker ? Padahal dalam dunia pendidikan dokter tidak astupun fakultas kedokteran mengajarkan agar para calon dokter menulis ersep yang sukar dibaca. Tidakkah mereka (para dokter) sadar bahwa penulisan resep yang sukar dibaca dapat merepotkan banyak pihak bahkan dipandang dari segi etika dan hukum, penulisan resep seperti itu adalah suatu pelanggaran, belum lagi risiko bilamana sampai terjadi salah obat. Sehubungan dengan hal tersebut diatas, selain melalui peraturan hukum, untuk menghindari hal yang tidak diinginkan sebagai akibat dari penulisan resep yang sukar dibaca, ikatan dokter indonesia (IDI) juga memberlakukan kode etik kedokteran indonesia (KODEKI) yang harsu dipatuhi oleh semua dokter indonesia dalam melaksanakan profesinya.

Opini Anda

Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali