Anda belum login :: 04 Jun 2025 17:59 WIB
Detail
ArtikelProporsi Gangguan Depresi pada Penyalahgunaan Zat yang Menjalani Rehabilitasi di RS Marzoeki Mahdi  
Oleh: Kandouw, Ashwin ; Kandouw, J.E.S
Jenis: Article from Journal - ilmiah nasional - tidak terakreditasi DIKTI
Dalam koleksi: Cermin Dunia Kedokteran vol. 34 no. 03/156 (May 2007), page 136.
Ketersediaan
  • Perpustakaan FK
    • Nomor Panggil: C04.K.01, C04.K.2008.02
    • Non-tandon: 2 (dapat dipinjam: 0)
    • Tandon: tidak ada
    Lihat Detail Induk
Isi artikelPenelitian ini bertujuan untuk mencari proporsi gangguan depresi pada penyalahguna zat yang sedang menjalani rehabilitasi di RS Marzoeki Mahdi. Penelitian ini adalah suatu penelitian cross sectional yang dilakukan pada 52 orang responden peserta rehabilitasi sejak bulan September 2003 hingga Mei 2004. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan SCID ( Structured Clinical Interview for DSM IV). Dari seluruh responden yang ikut serta didapatkan proporsi responden yang menderita depresi adalah 48,1% (25 responden). Dari ke 25 responden yang menderita depresi, proporsi jenis gangguan depresi yang diderita responden adalah sebagai berikut: gangguan depresi mayor saat ini sebesar 26,9% (14 responden), gangguan depresi mayor saat ini disertai distimia 11,5% (6 responden), gangguan distimia 1,9% (1 responden), gangguan depresi minor 7,7% (4 responden). Selanjutnya dilakukan analisis statistik antara beberapa variabel seperti umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status pernikahan, status pekerjaan, lama rehabihtasi, motivasi rehabilitasi, lama menyalahgunakan zat, frekuensi kekambuhan. frekuensi rehabilitasi, status HIV dan status hepatitis C dengan gangguan depresi yang diderita responden. Hasil analisis statistik menyatakan hanya pada variabel motivasi rehabilitasi yang secara statistik terdapat perbedaan proporsi depresi yang bermakna. Sebagai tambahan didapatkan data bahwa angka infeksi HIV pada responden penelitian adalah sebesar 40,4%. dan angka infeksi hepatitis C pada responden sebesar 63,5%. Fakta ini tentunya memerlukan perhatian yang lebih besar dalam usaha pencegahan agar penularan dapat ditekan. Pada akhirnya disarankan agar penelitian sejenis dilakukan di pusat rehabilitasi lain; responden penderita depresi diberi penatalaksanaan untuk kondisi depresinya, kemudian dilakukan penelitian prospektif lanjutan untuk mengkaji angka kekambuhan dan lama abstinensi pada responden yang telah ditatalaksanai kondisi depresinya.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.015625 second(s)