Permasalahan yang hendak diangkat adalah sejauh mana nilai dapat membedakan individu yang memiliki kecenderungan perilaku belanja impulsif tinggi dan rendah, pada remaja khususnya mahasiswa dan mahasiswi Unika Atma Jaya. Penelitian ini mengacu pada teori nilai dari Rokeach, Schwartz, dan Kahle. Menurut teori, nilai merupakan indikator paling tepat dalam memprediksi, mengarahkan perilaku, dan merupakan representasi kognitif dari kebutuhan. Peneliti ingin melihat sejauh mana nilai mentranformasikan kebutuhan hingga memiliki indikasi mengarahkan kecenderungan perilaku belanja impulsif seseorang. Berdasarkan karakteristiknya, perilaku belanja impulsif dikaitkan dengan prinsip bersenang-senang. Nilai dapat digunakan untuk meneliti perilaku konsumen, namun tidak pernah digunakan untuk meneliti kecenderungan perilaku belanja impulsif, sehingga tidak diketahui secara jelas bagaimana indikasi nilai mengarahkan kecenderungan perilaku belanja impulsif. Nilai mentransformasikan kebutuhan dan mengarahkan seseorang untuk memenuhi kebutuhan tersebut, dan hal ini akan mempengaruhi kecenderungan perilaku belanja impulsif individu. Kecenderungan dapat diartikan sebagai kesiapan aksi individu untuk melakukan tingkah laku yang dipengaruhi oleh petunjuk dari lingkungan. Penelitian ini melihat perbedaan kelompok yang memiliki kecenderungan perilaku belanja impulsif tinggi dan rendah, untuk mendapatkan perbedaan yang maksimal, sehingga dapat melihat bagaimana nilai memiliki indikasi mengarahkan kecenderungan perilaku belanja impulsif tinggi dan rendah. Populasi penelitian adalah remaja, karena menurut Loudon & Bitta (1993) merupakan masa remaja banyak melakukan kegiatan konsumsi. Selain itu, menurut Lury (dalam Herabadi, 2003) remaja adalah generasi muda yang melihat konsumsi sebagai sumber kesenangan. Remaja remaja sering melakukan kegiatan konsumsi dapat memicu perilaku belanja impulsif (Sabirin, 2005, 26). Sampel penelitian sebanyak 538 orang dari mahasiswa/i Unika Atma Jaya Jakarta yang diambil dengan teknik random sampling. Subyek yang dipakai adalah mahasiswa yang aktif kuliah dengan angkatan 2004 hingga 2001, atau dengan rentang usia 18 hingga 22 tahun. Jenis penelitian adalah non-eksperimental. Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner yaitu LOV untuk mengukur nilai, dan IBTS untuk mengukur kecenderungan perilaku belanja impulsif. Teknik perhitungan analisis dalam penelitian ini menggunakan teknik perbandingan t-Test. Hasil perhitungan yang signifikan pada penelitian ini yaitu: pada item nilai pemenuhan kepuasan diri, menjadi orang yang dihormati, serta kesenangan dan kenikmatan dalam hidup. Berdasarkan hasil yang diperoleh, disimpulkan kelompok kecenderungan perilaku belanja impulsif tinggi memiliki kebutuhan pemenuhan kepuasan diri, menjadi orang yang dihormati, serta kesenangan dan kenikmatan hidup yang lebih tinggi daripada kelompok kecenderungan belanja impulsif rendah. Dengan kata lain, nilai tersebut memiliki indikasi mengarahkan kebutuhan seseorang yang terpenuhi melalui perilaku belanja impulsif. Penelitian ini masih banyak kekurangan akibat keterbatasan-keterbatasan peneliti dan alat yang digunakan. Saran peneliti adalah agar di masa yang akan datang, penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan alat yang lebih tepat untuk mengukur variabel, ketepatan dalam pengadministrasian alat, memperbanyak sampel penelitian. Peneliti berharap penelitian selanjutnya dapat melengkapi kekurangan penelitian ini, sehingga memperoleh hasil penelitian yang lebih optimal. |