Perubahan yang selalu terjadi dalam dunia bisnis menuntut perusahaan-perusahaan untuk selalu melakukan perubahan dalam organisasinya. Aspek-aspek penting dalam perusahaan yang akan mengalami banyak perubahan, antara lain: norma-norma yang berlaku dalam perusahaan, hirarki dalam perusahaan, sistem kerja perusahaan, dan juga sistem manajerial perusahaan tersebut. Berkaitan dengan sistem manajerial, konsep kepemimpinan dianggap sangat esensial dalam melakukan perubahan organisasi (Tichy & Devana, 1986, dalam Burke, 1994). Apa yang dahulu dianggap efektif dalam kepemimpinan kini sudah mengalami banyak perubahan seiring dengan perubahan organisasi yang terjadi. Menurut Bass (1985) gaya kepemimpinan saat ini yang dianggap paling efektif membawa perusahaan menjadi kompetitif adalah gaya kepemimpinan transformasional. Namun untuk menjadi seorang pemimpin yang transformasional pastilah bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Keinginan dan kemampuan untuk merubah gaya kepemimpinan pada akhirnya tidak terlepas dari faktor kepribadian pemimpin itu sendiri, dimana kepribadian itu melingkupi nilai-nilai, motivasi, dan trait kepribadian yang dimiliki individu tersebut (Bass, 1985). Dari seluruh penjelasan tersebut peneliti kemudian tertarik untuk melihat bagaimana hubungan antara trait kepribadian dengan gaya kepemimpinan seseorang, dengan menggunakan sampel dari populasi manajer yang bekerja di PT. XYZ. Teori yang dipergunakan sebagai acuan mengenai gaya kepemimpinan adalah Teori Gaya Kepemimpinan Transformasional dari Bass. Sedangkan teori yang dipergunakan sebagai acuan mengenai trait kepribadian adalah The Five-Factor Model of Personality yang dikemukakan oleh McCrae & Costa, dimana trait kepribadian dibagi kedalam lima domain yaitu Openness to experience, Conscientiousness, Extraversion, Agreeableness, dan Neuroticism. Namun dalam penelitian ini domain Neuroticism tidak diikutsertakan dalam pengukuran sebab peneliti mengacu pada penelitian sebelumnya yang menjelaskan bahwa aspek-aspek pada dimensi ini tidak berkaitan dengan aspek-aspek yang terdapat dalam gaya kepemimpinan transformasional. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif, yaitu melalui pengisian kuesioner dan dihitung dengan perhitungan statistik pearson product moment. Penelitian ini bersifat korelasional untuk melihat hubungan antara trait kepribadian dan gaya kepemimpinan. Teknik sampling yang dipergunakan adalah teknik convenience sampling, dengan tujuan agar ketersediaan sampel akan cukup besar dan memenuhi jumlah yang diharapkan. Jumlah responden yang berpartispasi dalam penelitian ini sebesar 49 orang manajer, namun jawaban dari kuesioner yang dapat digunakan hanya berjumlah 40 buah dari 49 responden. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara domain kepribadian Openness to experience, Conscientiousness, dan Extraversion dengan gaya kepemimpinan Transformasional, namun korelasi yang kuat hanya terjadi antara domain kepribadian Conscientiousness dengan gaya kepemimpinan transformasional. Domain kepribadian Agreeableness tidak memiliki korelasi yang siginifikan dengan gaya kepemimpinan Transformasional. |