Menurut para ahli, sebagian besar pria dan wanita yang berusia 20-an menghabiskan 5% dari pagi hari mereka untuk mencemaskan 1 dan lain hal. Kebanyakan sumber kecemasan mereka adalah pacar, rekan kerja, pekerjaan, kesehatan, dan keuangan (Femina, 2001). Pada wanita, walaupun sudah mempunyai titel dan karier yang bagus mereka tetap dihinggapi kecemasan yang berhubungan dengan pernikahan. Ini disebabkan tuntutan masyarakat yang mendorong wanita harus menikah, bahkan di negara maju seperti Amerika sekalipun. Terutama pada masyarakat dengan budaya timur seperti Indonesia, masyarakat menuntut wanita untuk mempunyai anak dan menjadi seorang ibu. Kecemasan menikah dapat dirasakan oleh siapapun yang hendak menginjak jenjang pernikahan. Pada wanita kecemasan tersebut lebih terasa dengan adanya berbagai konsekuensi yang harus dihadapinya dalam menjalani kehidupan pernikahan seperti kehilangan otonomi dan kebebasan, pengalaman melahirkan dan menjadi seorang ibu. Sehubungan dengan berbagai penelitian jangka panjang ditemukan bahwa perceraian orang tua mempunyai dampak terhadap hubungan interpersonal anak, dan bahwa anak dari keluarga bercerai mengalami ketakutan akan kegagalan pernikahan dan cenderung meragukan stabilitas kehidupan pernikahan. Penelitian ini bertujuan untuk menggali hal-hal yang menjadi penyebab kecemasan menikah pada wanita yang mengalami perceraian orang tua, yang bisa jadi lebih kompleks dibandingkan dengan wanita yang berasal dari keluarga yang utuh. Untuk mendapatkan data yang mendalam dan spesifik mengenai faktor-faktor penyebab kecemasan, peneliti menggunakan metode wawancara mendalam dengan alat bantu pedoman wawancara dan tape recorder. Peneliti membatasi subjek pada wanita dan berasal dari keluarga yang bercerai dengan pertimbangan teoritis bahwa perceraian merupakan peristiwa yang sarat dengan unsur emosionalitas yang lebih berpengaruh pada wanita dan dampak-dampak perceraian yang dipaparkan oleh para ahli. Hasil penelitian ini menemukan hal-hal yang sesuai dengan proposisi teoritis yang telah dikemukakan oleh para ahli. Namun selain itu temuan empiris penelitian ini juga menemukan beberapa hal baru yang belum ditemukan dalam proposisi teoritis yang sudah ada sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi penelitian-penelitian selanjutnya dengan tema sejenis. Bagi peneliti yang berminat untuk melakukan penelitian lanjutan, peneliti menyarankan agar kekurangan-kekurangan metodologis yang terdapat dalam penelitian ini seperti sampel dan teknik analisis dapat diperbaiki. |