Seseorang dengan Emotional Quotient atau sering disebut kecerdasan emosional yang berkembang dengan baik diyakini mampu mengenali emosi dirinya sendiri dan mampu mengendalikannya, mampu berempati, mampu memotivasi diri, mampu membina hubungan dengan orang lain, serta memiliki semangat dan ketekunan. Semua itu merupakan aspek-aspek yang dapat mendukung keberhasilan seseorang (Goleman, 1995). Bagi remaja awal, emosi yang cerdas memiliki peran yang penting dalam menghadapi perubahan-perubahan dan tantangan-tantangan yang ada pada masa remaja. Keluarga merupakan tempat pertama kali seseorang mempelajari emosi (Goleman, 1995). Relasi yang berkualitas yang terjalin antara ayah dengan anak remajanya merupakan salah satu faktor yang memiliki pengaruh bagi perkembangan kecerdasan emosional seseorang (Goleman,1997; & Segal,1997) . Relasi yang berkualitas memiliki tiga aspek yaitu pemberian dukungan, adanya konflik interpersonal, dan kedalaman hubungan (Pierce dalam Burleson et al, 1994). Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental, khususnya penelitian korelasional, yang bertujuan untuk melihat apakah ada hubungan antara kualitas relasi ayah dengan remaja awal dan kecerdasan emosional remaja awal. Selain itu, dalam penelitian ini juga ingin melihat apakah ada hubungan antara aspek-aspek dari kualitas relasi dengan kecerdasan emosional remaja awal. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 75 orang siswa SMP Regina Pacis Bogor. Intrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen yang mengacu pada Quality of Relationship Inventory dari Pierce (dalam Burleson et al, 1994) untuk mengukur kualitas relasi antara ayah dengan remaja awal dan Emotional Quotient Inventory dari Lanawati (1999) untuk mengukur kecerdasan emosional remaja awal. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik accidental sampling, sedangkan teknik analisis yang digunakan adalah teknik korelasi Pearson¿s Product Moment. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kualitas relasi ayah dengan remaja awal dan kecerdasan emosional remaja awal. Terlihat pula adanya hubungan yang signifikan antara aspek pemberian dukungan dan juga aspek adanya konflik interpersonal dengan kecerdasan emosional remaja awal. Dari penelitian ini terlihat pula bahwa meskipun berdasarkan uji hipotesis bahwa ada hubungan yang signifikan antara kualitas relasi ayah dan remaja awal secara keseluruhan aspek dengan kecerdasan emosional pada remaja awal, tetapi berdasarkan uji korelasi antara aspek kedalaman hubungan dengan kecerdasan emosional remaja awal diperoleh hasil bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara keduanya. Dengan demikian, sebaiknya orang tua, khususnya para ayah menyadari bahwa perannya sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak-anaknya, termasuk perannya dalam membantu anak remajanya mengasah dan mengembangkan kecerdasan emosionalnya yang penting untuk menghadapi berbagai kondisi dan semua perubahan yang dialaminya. Dan juga agar mereka mampu mencegah dan mengatasi semua godaan dan perilaku-perilaku negatif, sehingga mereka dapat mempersiapkan masa depan mereka dengan baik dan meraih kebahagiaan dalam hidup mereka. |