Di jaman yang semakin modern, teknologi semakin maju dan akan terus berkembang dengan cepat. Begitu juga dalam dunia kerja, suatu perusahaan atau organisasi menuntut atau menekan para pekerjanya untuk selalu produktif dalam menghasilkan suatu inovasi yang baru. Dan akibat Krisis Ekonomi yang berkepanjangan mengakibatkan dampak yang merugikan bagi ribuan atau bahkan jutaan tenaga kerja. Dalam kondisi itu para pekerja di setiap tingkatan mengalami tekanan dari dalam maupun dari luar perusahaan dan ketidakpastian yang memicu timbulnya stres kerja pada karyawan. Kemampuan mengatasi stres kerja dalam bekerja yang dihadapi setiap orang tidak sama. Jika orang yang memiliki daya tahan yang rendah terhadap stres itu maka akan berdampak negatif pada kondisi fisik maupun mental para pekerja yang akhirnya dapat merugikan perusahaan. Sedangkan bagi orang yang memiliki daya tahan yang tinggi terhadap stres itu akan membawa dampak positif pada kondisi fisik maupun mental para pekerja. Berdasarkan teori tersebut, penulis melakukan penelitian tinjauan stres kerja karyawan dalam lingkungan kerja. Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian di ¿PT. TIRTAJAYA SEGARA¿ sebagai studi kasus dengan menyebarkan formulir isian, kuesioner dan mewawancarai beberapa karyawan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan stres kerja di lingkungan pekerjaan. Dari hasil penelitian dan perhitungan yang dilakukan oleh penulis terdapat kesimpulan, yaitu : indikator yang memiliki nilai rata-rata tertinggi dari faktor penyebab stres kerja karyawan tersebut adalah karena kurang adanya pelatihan di dalam perusahaan terhadap para karyawannya (3,54%), faktor penyebab organisasional merupakan nilai rata-rata tertinggi (2,94%) yang menjadi faktor penyebab stres kerja karyawan di PT. TIRTAJAYA SEGARA, dan yang mana PT. TIRTAJAYA SEGARA memiliki rata-rata tingkat stres kerja karyawan sebesar 2,62%. Oleh sebab itu, dapat dikesimpulkan bahwa para karyawan di PT. TIRTAJAYA SEGARA berada pada tingkat yang cukup stres. |