Gangguan Skizofrenia merupakan suatu gangguan jiwa yang berprevalensi tinggi, dengan populasi yang terbanyak pada usia produktif, dan yang paling banyak membutuhkan perawatan inap (75%). Pada penderita skizofrenia dapat dijumpai hendaya yang nyata pada taraf kemampuan merawat diri, dan bidang lainnya yang selanjutnya akan menimbulkan berbagai kesulitan dalam kehidupan pribadi, keluarga maupun kehidupan sosial dari penderitanya. Lebih jauh lagi, mereka cenderung menggantungkan sebagian besar dari aspek kehidupannya kepada pihak lain yang peduli terhadapnya, baik dalam hubungannya sebagai keluarga maupun relasi lainnya. Selain itu penderita skizofrenia juga sering diperlakukan sebagai orang terbuang/tidak berharga oleh masyarakat pada umumnya, yang terkesan seolah-olah ada perilaku negatif dan penolakan masyarakat terhadap mereka. Upaya penatalaksanaan penderita skizofrenia yang hanya menekankan pada aspek klinis medis semata seperti penanggulangan terhadap gejala-gejala yang tampak dengan psikofarmaka, ternyata memberikan hasil yang kurang/tidak optimal. Oleh karenanya, perlu adanya intervensi psikososial yang meliputi ketrampilan social, terapi kelompok, terapi keluarga, terapi kognitif dan perilaku (CBT), manajemen kasus, dan Assertive Community Treatment (ACT) dalam manajemen skizofrenia sehingga akan memberikan hasil yang lebih optimal. |