Anda belum login :: 04 Jun 2025 14:05 WIB
Detail
BukuParent Involvement Process pada Pengasahan Adaptive Skill Anak Tuna Grahita : Suatu Studi Deskriptif pada Orang tua mulai dari Tahap Parent's Basic Involvement Decision hingga Tahap Parent's Choice of Involvement Forms
Bibliografi
Author: Priyanti, Dhita Eka ; Adella, Viera (Advisor)
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2005    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext:
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: FP-691
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Abstract
Parenting (mengasuh anak) bisa jadi merupakan peran sosial yang paling membebankan yang dihadapi pada masa dewasa muda dan menengah, yang menempatkan tuntutan intelektual, emosional, dan fisik tertentu pada para ibu dan ayah masa kini. Tidak ada peran lain yang memiliki kebutuhan akan waktu dan energi yang tak menentu ( dalam Coleman & Karraker, 1997). Parenting dapat merupakan perwujudan dari teori yang dikemukakan oleh Erik Erikson mengenai perkembangan psikososial yang meliputi delapan tahap, dimana salah satu dari tahap tersebut adalah tahap dewasa madya (antara usia 30 hingga 65 tahun) yang mengalami krisis psikososial yaitu generativity vs stagnation. Dalam tahap ini individu dewasa memiliki kebutuhan untuk menciptakan sesuatu, baik itu anak-anak, ide, produk, yang mengarah pada generativity (keinginan untuk membangkitkan atau menghasilkan), dan jika kebutuhan ini tidak terlaksana, akan menimbulkan stagnation (kemandekan).
Tentunya setiap orang tua mengharapkan anak yang normal. Namun apa yang diharapkan seringkali tidak diperoleh jika anak yang dilahirkan ternyata memiliki kekurangan yang membuatnya exceptional, dimana anak akan mengalami kesulitan yang lebih besar dalam beradaptasi dengan lingkungan. Salah satu dari kekurangan tersebut adalah keterbelakangan mental, yang juga disebut dengan tuna grahita . Anak tuna grahita atau anak yang mengalami keterbelakangan mental memiliki tiga kriteria, yaitu memiliki IQ di bawah 70 memiliki keterbatasan dalam dua atau lebih area kemampuan adaptasinya, dan kondisi ini telah ada sejak masa kanak-kanak yaitu sebelum anak berusia 18 tahun (AAMR, 1992, dalam http://www.smiling-with-hope.org/retardation.htm).
Orang tua terkadang mudah merasa malu dan sangat sensitif pada pikiran orang lain ketika perilaku anak mereka yang terbelakang diamati masyarakat. Namun orang tua harus menyadari bahwa ada
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.09375 second(s)