Anda belum login :: 21 Feb 2025 02:23 WIB
Detail
BukuPerbedaan Keterampilan Bantu Diri Pada Anak Usia 2.5 - 3 Tahun yang Mengikuti Kelompok Bermain dan yang Tidak Mengikuti Kelompok Bermain
Bibliografi
Author: Ferdinan, Risky ; Purwanti, Margaretha (Advisor)
Topik: Keterampilan Bantu Diri; Anak Usia 2; 5-3 Tahun; Kelompok Bermain
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2005    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext:
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: FP-727
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Abstract
Sekarang ini pendidikan di Indonesia mulai mengalami perubahan terutama di Jakarta. Sebagian masyarakat sudah mulai menyadari penntingnya pendidikan bagi anak. Di Indonesia , lembaga pendidikan dini atau yang lebih sering disebut dengan prasekolah ini di mulai dengan usia yang bervariasi yaitu sejak usia 1,5 atau 2 taun bahkan sejak usia 6 bulan.
Menurut teori perkembangan sosial Erikson, anak usia 2 tahun berada pada tahapan perkembangan Outonomi versus Shame and Doubt ( Papalia, Diane& Olds,1998). Pada tahapan ini anak sudah mulai untuk mencoba memiliki otonomi atas dirinya sendiri atau dengan kata lain menjadi lebih mandiri sebagai individu. Dalam masa ini biasanya anak belajar untuk menjadi terampil dalam hal membanytu diri sendiri untuk memenuhi kebutuhan dasr pribadinya. Untuk menjadi terampil, seorang anak dapat dipengaaruhi oleh berbagai macam hal, diantaranya kebudayaan dan adaat istiadat setempat, proses pembelajaran dan lain sebagainya.
Dalam proses perkembanan ini biasanya orang tua menjadi model atau contoh bagi anak untuk belajar menjadi individu yang mandiri. Dengan hadirnya pendidikan dini atau prasekolah ini, tidak hanya orang tua yang menjadi model tetapi apa yang perlu dipelajari justru diberikan sebagai salah satu dari program pendidikan. Dengan demikian diharapkan pendidikan dini dapat memberikan sesuatu yang terbaik bagi anak terutama bagi kemandirian anak . Namun muncul suatu pertanyaan, bagaimana dengan anak- anak yang tidak mendapatkan pendidikan dini? Apakah sesungguhnya ada perbedaan dengan antara anak yang menerima pendidikan dini dengan yang tidak menerima pendidikan dini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah ada perbedaan pada keterampilan bantu diri pada anak usia 2.5-3 tahun yang mengikuti kelompok bermain dengan yang tidak mengikuti kelompok bermain?
Penelitian dilakukan terhadap 30 subjek yang mengikuti pendidikan prasekolah dan 30 subjek yang tidak mengikuti pendidikan prasekolah. Usia subjek berkisar antara 2.5 tahun -3 tahun, dengan tingkat sosial ekonomi menengah ke atas, dan mengikuti pendidikan prasekolah minimal 3 bulan bagi kelompok prasekolah. Data diambil dengan menggunakan alat ukur kuesioner dengan model checklist yang disusun oleh peneliti sendiri berdasarkan acuan dari Vineland social Maturity Scale. Pengujian perbedaan ke dua kelompok ini menggunakan rumusan t-test.
Hasil pengujian ada tidaknya perbedaan pada ke dua kelompok ini dengan menggunakan t test sebesar 1.205 < t tabel 2.009. Dari hasil ini menunjukkan bahwa hipotesa alternatif ditolak. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah tidak ada perbedaan keterampilan bantu diri pada anak usia 2.5-3 tahun yang mengikuti kelompok bermain dengan yang tidak mengikuti kelompok bermain.
Hasil penelitian yang menunjukan tidak adanya perbedaan pada kedua kelompok tersebut, menurut peneliti dapat disebabkan oleh beberapa hal. Beberapa kemungkinan tersebut diantaranya:
1. Kontrol yang kurang terhadap subjektivitas pengisi kuesioner dan bias dari para orang tua.
2. Observasi dan pertimbangan terhadap kegiatan sehari-hari anak yang mungkin seharusnya dilakukan untuk bahan pertimbangan dan masukkan yang lebih akurat.
3. Kemungkinan bahwa perbedaan tersebut bukan terletak pada keterampilannya tetapi lebih kepada pola penerapan sebagai hasil pembelajaran.
4. Penrkembangan fisik yang secara keseluruhan menuju pada kesempurnaan.
5. Pengaruh kebiasaan dan adat budaya.
6. Pengaruh adanya fasilitas dari keberadaan anak dalam keluarga yang memiliki tingkat ekonomi menengah keatas.
Saran peneliti agar penelitian di waktu-waktu ke depan memperhatikan beberapa hal diantaranya, pengontrolan terhadap subjektivitas dan melakukan pengamatan serta mencoba melihat pengaruh-pengaruh lain yang akan memberikan dampak bagi penelitian di masa mendatang.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.171875 second(s)