Anda belum login :: 07 Jun 2025 16:41 WIB
Detail
BukuGambaran Pengaruh Pendidikan Musik Klasik Terhadap Motivasi Intrinsik dan Prestasi Belajar Akademis
Bibliografi
Author: Savitri, Tantri ; Pandia, Weny Savitry S. (Advisor)
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2005    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext:
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: FP-710
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Abstract
Prestasi belajar akademis yang berupa nilai hasil belajar di rapor dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) merupakan hasil pembelajaran yang meliputi penyelesaian masalah atau penguasaan materi, memberikan perhatian kepada masalah atau materi, memahami dan mendapatkan intinya sehingga diperoleh prinsip-prinsip untuk dihubung-hubungkan. Hasil pembelajaran ini lalu diulang-ulang sehingga penguasaan materi menjadi lebih permanen (Wittig, 1981).
Proses pembelajaran sendiri meliputi aspek intelektual dan non intelektual yang diperlukan untuk mempertahankan perilaku berprestasi. Sayangnya pendidikan di Indonesia belum meliputi keseimbangan aspek intelektual dan non intelektual. Padahal kecerdasan intelektual tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa aspek non intelektual, yaitu kecerdasan emosi (Goleman, 2000). Kecerdasan emosi memiliki aspek-aspek seperti mengenali emosi diri, mengolah emosi, mengenali emosi orang lain, membina hubungan sosial dan memotivasi diri (Salovey, dalam Goleman 2000), dan dapat ditingkatkan melalui pendidikan musik dalam membantu siswa untuk cerdas mengatur emosi misalnya untuk memotivasi diri dalam mempersiapkan diri saat akan menghadapi ujian. Maka dari itu motivasi yang merupakan bagian dari kecerdasan emosi sangat diperlukan bagi siswa dalam mencapai prestasi belajar akademis yang baik.
Motivasi yang memberikan arah dan tujuan pada kegiatan belajar ini terdiri dari motivasi ekstrinsik yang muncul karena faktor di luar diri siswa, dan motivasi intrinsik yang muncul karena faktor dari dalam diri siswa yaitu rasa suka dan ingin tahu (Hawadi, 2001). Motivasi intrinsik lebih memunculkan kreativitas, pembelajaran konsep, pencarian tantangan dan kesenangan dari siswa terhadap belajar yang lebih cepat (Stipek, 2002), sehingga motivasi intrinsik sangat penting dikembangkan. Motivasi intrinsik terdiri dari tiga aspek: competence, novelty dan self-determination. Aspek competence ditunjukkan dengan perilaku yang cenderung mendekati tugas. Aspek novelty adalah keingintahuan terhadap tugas yang bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan. Sedangkan aspek self-determination adalah inisiatif untuk melakukan pembelajaran dengan sendirinya (Stipek, 2002). Motivasi intrinsik sebagai salah satu aspek kecerdasan emosi dapat ditingkatkan melalui pendidikan musik klasik.
Pendidikan musik klasik dalam penelitian ini difokuskan pada pembelajaran instrumen piano klasik karena susunannya yang dinilai menarik (Campbell, 2001) sehingga banyak anak yang mempelajari instrumen piano dibandingkan instrumen musik klasik lainnya. Permainan instrumen piano juga membutuhkan konsentrasi dan keseimbangan motorik antara tangan kanan dan kiri, pendengaran serta olah tubuh (Chang, 2004) sehingga dapat mempengaruhi fungsi kognitif dan psikomotor.
Hasil penelitian yang dilakukan di Sekolah Musik Yayasan Pendidikan Musik (SM YPM) pada jurusan piano ini berupa data demografik, observasi, gambaran pendidikan musik klasik, latar belakang pendidikan dan prestasi belajar akademis yang dan gambaran motivasi intrinsik dari subyek. Data-data ini diperoleh menggunakan desain non-experimental dengan metode kualitatif secara in depth-interview terhadap 4 orang subyek usia remaja akhir pada jenjang SMU dan dewasa awal pada jenjang universitas yang pernah menempuh pendidikan piano klasik di SM YPM minimal selama 5 tahun dan minimal berada di tingkat 6 di SM YPM.
Hasil menunjukkan bahwa musik klasik dengan berbagai elemennya menuntut kedisiplinan subyek untuk secara rutin melatih penguasaan pada permainan piano. Pemilihan tempo yang tepat membantu subyek untuk merancang jadwal dan mengatur tempo pembelajaran. Lagu yang dimainkan subyek dituntut untuk terasa ekspresif sehingga menimbulkan kepuasan, kesenangan dan kebanggaan karena telah melaksanakan pembelajaran piano, serta menimbulkan persepsi akan pentingnya pembelajaran. Hal-hal tersebut diatas mempengaruhi motivasi intrinsik terhadap prestasi belajar akademis, dan bila didukung oleh kontribusi orang l
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.078125 second(s)