Anda belum login :: 15 Apr 2025 12:11 WIB
Detail
BukuAnalisis Keseimbangan Lintasan Perakitan Trimming C Class Menggunakan Metode Algoritma Genetika (Studi Kasus : PT. Daimlerchrysler Indonesia)
Bibliografi
Author: Sundana, Sambas (Advisor); Fransiska, Siska
Topik: Keseimbangan lintasan; Algoritma Genetika; Simulasi dengan Promodel
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Unika Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2005    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext: Siska Fransiska's Undergraduate Theses.pdf (1.69MB; 78 download)
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: FTI-125
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Abstract
Perkembangan yang terjadi dalam dunis industri mengakibatkan timbulnya suatu persaingan yang sangat ketat antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain. Setiap perusahaan berusaha untuk saling memuaskan pelanggan dan berusaha untuk mengembangkan perusahaannya masing-masing.PT DaimlerChrysler Indonesia sebagai agen tunggal dan pemegang izin mobil Mercedes Benz melaksanakan sepenuhnya pekerjaan perakitannya. Salah satu produk yang dirakit adalah C Class dimana saat ini perusahaan tidak mampu mencapai target produksi yang diinginkan pada jam keja normalnya. Hal ini terjadi karena pembagian beban kerja yang tidak merata sehingga mengakibatkan terjadinya penumpukan produk setengah jadi ( bottleneck ). Oleh karena itu dilakukan usaha peningkatan kapasitas dengan melakukan penyeimbangan lini pada bagian trimming karena hanya bagian trimming yang tidak dapat memenuhi kapasitas produksi perusahaan menggunakan metode heuristic dan Algoritma Genetika.
Metode heuristic merupakan metode dasar yang akan digunakan sebagai induk dalam melakukan penyeimbangan lini dengan menggunakan metode algoritma genetika guna mendapatkan solusi yang optimal. Namun sebelum dilakukan proses penyeimbangan lini terlebih dahulu dilakukan standart of working instruction dengan menggunakan peta kerja tangan kiri dan tangan kanan sebagai dasarnya guna melakukan perbaikan sikap kerja. Dari hasil perhitungan diperoleh jumlah minimum stasiun kerja 11 dan 12 stasiun kerja dimana untuk 11 stasiun kerja memiliki nilai LE yang lebih besar ( 93.89 % ) serta nilai BD dan SI yang lebih kecil bila dibandingkan dengan 12 stasiun kerja, namun 11 stasiun kerja hanya menghasilkan output perhari 4 unit sementara itu 12 stasiun kerja dapat mencapai target produksi perusahaan, hal ini berarti masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan tersendiri, namun berdasarkan hasil simulasi dengan software ProModel 6.0 hasil penyeimbangan lini dengan menggunakan metode algoritma genetika untuk 12 stasiun kerja adalah hasil penyeimbangan lini yang terbaik karena mampu menghasilkan output 5 unit dengan run time 15 hours 13 min.
Dengan adanya pertambahan jumlah stasiun kerja maka akan mengakibatkan terjadinya perubahan layout dan perpindahan tools / fasilitas. Besarnya biaya perubahan stasiun kerja menjadi 12 stasiun kerja adalah sebesar RP 27.693.000 dengan keuntungan sebesar Rp. 150 juta/tahun. Biaya perubahan yang besar tersebut disebabkan karena terjadinya kenaikkan harga. Dengan melakukan penyeimbangan lini dan perbaikan sikap kerja maka diharapkan perusahaan dapat mencapai target produksi sebanyak 5 unit/hari.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.09375 second(s)