Organisasi tercipta saat manusia berinteraksi dengan satu sama lain dan melakukan fungsi ? fungsi esensial untuk mencapai suatu tujuan bersama (Daft, 1998). Organisasi yang sangat beragam mulai dari perkumpulan remaja gereja, Rumah Sakit hingga perusahaan bisnis internasional ada di sekitar kita dan mempengaruhi kita dalam berbagai cara. Namun satu hal bahwa semua organisasi tersebut memiliki suatu tujuan; interaksi dan aktifitas yang dilakukan di dalamnya adalah untuk mencapai tujuan tersebut. Organisasi didefinisikan sebagai suatu entitas sosial yang terdiri dari individu ? individu yang memiliki tujuan bersama, yang berinteraksi dan bekerja secara terstruktur untuk mencapai tujuan tersebut.
Komitmen organisasi didefinisikan sebagai gambaran relasi individu dengan organisasi; perasaan mengenai keanggotaannya dalam organisasi yang didapat melalui internalisasi nilai dan tujuan organisasi serta identifikasi dan keterlibatan individu dengan organisasi. Tiga karakeristik yang menggambarkan komitmen individu terhadap organisasi adalah identifikasi dengan nilai dan tujuan organisasi yang termanifestasi dalam kebanggaan dan pembelaan terhadap organisasi, keinginan kuat untuk melakukan usaha ? usaha bagi organisasi (keterlibatan) dan intensi untuk tetap bertahan di organisasi yang disebut sebagai loyalitas. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan organisasi adalah aspek ? aspek terkait dengan pekerjaan dan organisasi, faktor karakteristik pribadi/ faktor personal dan kultur organisasi. Selain itu, perkembangan organisasi juga erat terkait dengan proses identifiksi sosial di mana organisasi menjadi sumber identitas bagi anggotanya.
Beberapa hal yang termasuk dalam faktor pekerjaan dan organisasi adalah tingkat tanggung jawab dan otonomi, tekanan dan variasi dalam pekerjaan, persepsi mengenai kebijakan organisasi dan bagaimana kebijakan dikomunikasikan dan keterlibatan pekerja dalam pengambilan keputusan. Beberapa hal yang termasuk dalam faktor personal adalah senioritas, tingkat kepuasan akan performa kerja, rasa berharga (self worth), rasa aman dan stabilitas serta rasa kewajiban untuk memberikan timbal balik atas apa yang diterima individu dari organisasi.
Kultur organisasi didefinisikan sebagai seperangkat nilai, pola sikap dan perilaku dasar yang membimbing anggota organisasi dalam berperilaku dan berkomunikasi di dalam organisasi, yang dimiliki bersama oleh sebagian besar anggota organisasi dan diajarkan kepada anggota baru pada saat mereka masuk dalam organisasi. Kultur berfungsi sebagai (1) kendali perilaku, (2) menekankan (encourage) stabilitas dan (3) menyediakan sumber identitas bagi anggota organisasi. Dengan demikian kultur erat terkait dengan proses identifikasi sosial. Identifikasi sosial adalah proses dengan mana individu mengklasifikasi dirinya dan orang lain ke dalam kategori sosial yang berbeda ? beda dan berfungsi untuk mensegmentasi dan mengatur lingkungan sosial yang membuat individu dapat melokasikan atau mendefinisikan dirinya dalam lingkungan sosial tersebut. Saat individu mengidentifikasi dirinya dengan suatu grup rujukan sosial, ia akan menganggap nasib dari grup tersebut sebagai nasibnya sendiri. Semakin individu mengidentifikasi diri dengan suatu identitas sosial, maka semakin individu memasukan konsep dirinya ke dalam identitas tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif ? non-eksperimental yang dilakukan dengan metode wawancara mendalam. Subyek penelitian terdiri dari enam orang anggota ADC yang masih aktif dan sudah tidak aktif lagi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari faktor ? faktor yang mempengaruhi komitmen anggota ADC terhadap organisasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor pekerjaan dan organisasi, faktor personal dan kultur organisasi berperan dalam mempengaruhi komitmen individu melalui proses identifikasi individu dengan organisasi. Saat individu mendapatkan umpan balik positif dari organisasi maka ia membangun rasa berharga dan rasa aman dalam |