Anda belum login :: 01 May 2025 13:09 WIB
Detail
BukuSikap Ibu Terhadap Anak Cerebral Palsy
Bibliografi
Author: Nurachman, Nani (Advisor); Hardono, Holand Teguh
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2004    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext:
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: FP-609
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Abstract
Salah satu fungsi sikap adalah mengungkapkan nilai-nilai yang dimiliki oleh seseorang terhadap orang atau sesuatu. Sikap maupun prilaku seseorang akan sesuai dengan pola tata-tingkah kepentingan dari nilai-nilai dalam diri orang tersebut. Sikap itu dapat bersifat positif atau negatif tergantung dari hasil evaluasi seseorang terhadap objek sikap yang bersangkutan. Begitu juga dengan nilai yang dipegang oleh orang tua terhadap anaknya. Orang tua akan menunjukkan sikap atau prilaku tertentu terhadap anak sesuai dengan nilai anak yang dimilikinya. Walau di sini dijelaskan mengenai pengaruh nilai terhadap sikap, akan tetapi yang lebih ditekankan dalam penelitian ini adalah sikap dan bukan nilai.
Kehadiran anak adalah sesuatu yang sangat didambakan oleh setiap individu yang membentuk sebuah keluarga. Karena anak merupakan objek perhatian dan kasih sayang bagi orang tuanya, dan anak merupakan suatu kebutuhan psikologis dan sosial. Anak adalah penerus keturunan dan kehadirannya dapat menambah kebahagiaan dalam sebuah kehidupan perkawinan (Mangunsong, 1998). Akan tetapi kebahagian itu dapat berubah menjadi suatu kekecewaan apabila anak yang mereka dambakan kehadirannya ternyata mengalami kelainan atau kekurangan. Begitu juga dengan sikap mereka terhadap anak tersebut.
Di masa lalu jumlah anak yang semakin banyak pun dingggap semakin baik karena menurut mereka anak adalah berkah. Akan tetapi dengan begitu dapat diasumsikan bahwa perhatian terhadap tiap anak menjadi sedikit atau kuarng maksimal. Namun seiring dengan masuknya program ?keluarga berencana? atau yang disebut KB, dan juga semakin tingginya tingkat pendidikan yang diperoleh oleh keluarga-keluarga di Indonesia, maka anggapan makin banyak anak akan semakin banyak berkah menjadi pudar, karena kini yang dipentingkan adalah kualitas dari anak dan bukan kuantitas. Oleh karena itu dapat diasumsikan bahwa anak menjadi lebih berarti, karena jumlahnya yang menjadi lebih sedikit maka nilai setiap anak menjadi lebih diperhitungkan, sehingga membuat nilai mereka semakin tinggi di mata orang tua mereka.
Proses untuk menyesuaikan diri dengan kecacatan anak akan memakan waktu yang cukup lama. Hal itu dapat dipengaruhi oleh karakter dari individu. Ibu, dalam hal ini merupakan tokoh yang rentan terhadap masalah penyesuaian (Mangunsong, 1998). Penyebab kerentanan ini adalah karena ibu berperan langsung dalam kelahiran anak, sehingga menciptakan kedekatan emosional antara ibu dan anak. Selain itu ibu seringkali merasa khawatir akan masalah emosional yang bakal muncul, serta kemampuannya dalam menyediakan kebutuhan anak (Theresia, 2001). Kerentanan yang dialami oleh ibu ini akan menyebabkan ibu terlalu over-protective dalam melindungi anaknya atau akhirnya menjadi tidak perduli dengan keadaan anaknya.
Cerebral palsy adalah gangguan pada segi motorik yang disebabkan oleh kerusakan pada bagian dari otak. Sampai saat ini, belum ada pengobatan untuk menyembuhkan cerebral palsy, karena kerusakan yang terjadi pada sel otak, pada dasarnya tidak dapat disembuhkan (Stanton, 1997).
Walau cacat dan apapun penyebabnya, realitas bahwa seorang anak telah lahir sudah merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindarkan lagi. Sesungguhnya mereka memiliki hak-hak yang sama seperti anak-anak normal. Mereka juga memiliki kebutuhan dasar yang sama dan kebutuhan-kebutuhan spesifik tertentu, yang bila dipenuhi, mereka akan menjadi manusia yang terintegrasi secara total. Kecuali mungkin bahwa anak-anak ini memerlukan set kebutuhan-kebutuhan yang lebih kompleks (Mangunsong, 1998). Ibu adalah sebuah fasilitas dasar yang dapat melaksanakan hal tersebut. Akan tetapi hal ini tergantung dari sikap ibu terhadap anaknya. Oleh karena alasan di atas, maka peneliti tertarik untuk melihat tentang sikap ibu terhadap anak cerebral palsy.
Penelitian ini mengunakan 2 alat ukur yaitu, kuesioner sikap ibu terhadap anak cerebral palsy yang disusun sendiri oleh peneliti dan wawancara untuk melengkapi hasil kuesioner. Setelah dilakukan
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.078125 second(s)