Anda belum login :: 12 Jun 2025 20:03 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Kualitas hubungan interpersonal pada kelompok siswa minoritas di sekolah Katolik (Pengaruh perceived discrimination, self-acceptance, dan group-trust terhadap self-disclosure)
Bibliografi
Author:
PUDJIJOGYANTI A., CLARA R.
(Advisor);
Melisa, Friska
Bahasa:
(ID )
Penerbit:
Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Tempat Terbit:
Jakarta
Tahun Terbit:
2004
Jenis:
Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext:
Friska Melisa's Undergraduated Theses.pdf
(657.0KB;
146 download
)
Friska Melisa's - INTISARI.pdf
(317.02KB;
8 download
)
Ketersediaan
Perpustakaan Pusat (Semanggi)
Nomor Panggil:
FP-560
Non-tandon:
tidak ada
Tandon:
1
Lihat Detail Induk
Abstract
Integrasi antarkelompok bisa terjadi bila terjalin hubungan yang memiliki kedekatan interpersonal. Hubungan yang bersifat interpersonal ditandai dengan adanya pengungkapan diri. Pengungkapan diri memungkinkan masing-masing individu dapat saling mengenal dengan lebih mendalam. Dengan demikian, pengungkapan diri dapat mengurangi bias negatif terhadap outgroup (Ensari & Miller, 2002).
Namun, kesediaan individu untuk melakukan pengungkapan diri dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah persepsi terdiskriminasi. Setiap individu memiliki persepsi yang berbeda-beda terhadap lingkungannya. Hal ini pun berlaku dalam lingkungan sekolah. Iklim lingkungan pendidikan yang sama dipersepsikan secara berbeda oleh kelompok etnis yang berbeda (Wells, 1998). Dalam hubungan antar kelompok, individu pun seringkali mempersepsikan bahwa suatu kondisi lebih menguntungkan kelompok lain dibandingkan kelompoknya. Apalagi bila individu berada dalam kondisi minoritas, maka ia akan cenderung lebih cepat mempersepsikan dirinya didiskriminasi (Allport, 1955; Simpson & Yinger, 1972). Penelitian Arief (1997) menunjukkan bahwa persepsi terdiskriminasi akan mempengaruhi individu yang berada dalam kondisi minoritas di dalam melakukan kontak dengan anggota kelompok mayoritas. Semakin tinggi subyek mempersepsikan adanya perlakuan diskriminatif terhadap dirinya, maka semakin kecil kecenderungannya untuk berinteraksi dengan kelompok mayoritas.
Di samping persepsi terdiskriminasi, pengungkapan diri juga dipengaruhi faktor-faktor lainnya, yaitu penerimaan diri (self-acceptance) ddan kepercayaan (Johnson, 1997). Ketika individu melakukan pengungkapan diri, ia menghadapi resiko ditolak, disakiti, atau dikhianati. Namun, bila individu menerima dirinya apa adanya dengan penuh penghargaan, maka ia akan semakin leluasa dalam mengungkapkan dirinya yang sebenarnya tanpa harus merasa takut ditolak (Johnson, 1997). Selain resiko ditolak, dalam pengungkapan diri pun terdapat resiko disakiti atau dikhianati. Oleh karena itu, dalam pengungkapan diri pun diperlukan adanya kepercayaan (trust) terhadap kelompok lain. Individu harus mempercayai bahwa pihak yang berinteraksi dengannya memiliki niat yang baik. Dengan demikian, rasa khawatir akan disakiti atau dikhianati dapat teratasi. Dalam penelitian ini, peneliti ingin membuktikan kebenaran asumsi bahwa ketiga faktor tersebut mempengaruhi individu dalam melakukan kontak yang bersifat interpersonal.
Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas tiga SMU. Siswa kelas tiga SMU sudah lebih matang secara kognitif, selain itu mereka juga sudah lebih lama berada dalam lingkungan sekolah sehingga pengalaman-pengalaman yang dimiliki pun lebih representatif dalam pembentukan persepsi mengenai iklim lingkungan sekolah. Penelitian akan dilakukan di sekolah-sekolah Katolik yang ada di Jakarta. Sekolah Katolik adalah salah satu sekolah berbasis agama. Sekolah Katolik melaksanakan pengajaran dan pendidikan sesuai dengan identitas Katolik walaupun tidak semua siswanya beragama Katolik. Selain itu, Diao (1985) juga menyatakan bahwa para siswa masih cenderung memilih bersekolah di mana kelompok etnisnya dominan. Siswa beretnis Tionghoa cenderung memilih bersekolah di sekolah yang mayoritas siswanya beretnis Tionghoa dan sebaliknya siswa pribumi cenderung memilih bersekolah di sekolah yang mayoritas siswanya pribumi. Kecenderungan ini sangat jelas terlihat di sekolah Katolik. Di sekolah-sekolah Katolik yang ada di Jakarta, ada sekolah yang didominasi oleh siswa beretnis Tionghoa dan ada sekolah yang didominasi oleh siswa pribumi.
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian non-eksperimental. Jenis penelitian adalah penelitian correlational. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian adalah kuesioner yang berisi empat skala, yaitu Perceived Discrimination Scale, Self-Acceptance Scale, Group-Trust Scale, dan Self-Disclosure Scale.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga variabel independen secara bersama-sama m
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Lihat Sejarah Pengadaan
Konversi Metadata
Kembali
Process time: 0.078125 second(s)