Anda belum login :: 07 Sep 2025 23:01 WIB
Detail
BukuRequest Strategies by EFL Learners: An Interlanguage Pragmatic Study
Bibliografi
Author: Janarto, Daru Kabeka ; Purwo, Bambang Kaswanti (Advisor)
Topik: EFL; INTERLANGUAGE PRAGMATIC; SPEECH ACT (LINGUISTICS)
Bahasa: (EN )    
Penerbit: Applied English Linguistics Program Graduate School Atma Jaya Catholic University of Indonesia     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2000    
Jenis: Theses - Master Thesis
Fulltext: Daru Kabeka Janarto's Master Theses.pdf (3.18MB; 58 download)
Ketersediaan
  • Perpustakaan PKBB
    • Nomor Panggil: T 31, T31
    • Non-tandon: 2 (dapat dipinjam: 0)
    • Tandon: tidak ada
    Lihat Detail Induk
Abstract
Tindak tutur permintaan dapat dinyatakan dalam berbagai cara, baik secara langsung maupun tidak langsung. Realisasi ujaran permintaan dipengaruhi oleh beragam faktor, antara lain penguasaan bahasa dan pemahaman pragmatik di mana wacana tindak tutur tersebut terjadi.
Berkaitan dengan penguasaan bahasa, realisasi ujaran permintaan ditentukan oleh seberapa dalam si pelajar memahami bahasa yang dipelajarinya. Pelajar yang kurang dalam pengetahuan bahasanya cenderung memiliki keterbatasan dalam menyatakan ujaran-ujaran permintaan. Lagi pula, ujaran-ujaran permintaan mereka banyak mengandung ketidaksesuaian yang sering disebabkan oleh adanya pengaruh bahasa ibu (L1), yang disebut bahasa antara Sebaliknya, bagi pelajar yang memiliki pengetahuan bahasa yang cukup, dia akan mampu menyatakan ujaran-ujaran permintaan dalam berbagai variasi dan bentuk.
Berkaitan dengan pemahaman pragmatik, realisasi ujaran permintaan dipengaruhi oleh pemahaman akan faktor-faktor di mana wacana permintaan tersebut terjadi. Faktor-faktor ini meliputi konteks wacana, hubungan sosial antara si pembicara dengan si pendengar, tingkat formalitas hubungan, umur, dan latar belakang sosial budaya Faktor-faktor ini mempengaruhi bentuk-bentuk ujaran permintaan yang pas dan sesuai dalam suatu wacana tertentu.
Studi tentang permintaan ini memiliki dua tujuan utama: (1) memetakan tipe-tipe permintaan yang digunakan oleh pelajar yang mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa asing dan (2) mencari bukti empiris apakah realisasi ujaran permintaan mereka dipengaruhi oleh L1.
Untuk mencapai kedua tujuan tersebut, studi ini menggunakan sebuah instrumen berupa kuesioner yang disebut Discourse Completion Test (DCT), yang diciptakan oleh Blum-Kulka (1982). Instrumen ini dipakai untuk mendapat data mengenai ujaran-ujaran permintaan yang dinyatakan oleh pelajar yang diteliti.
Setelah menganalisis data empiris yang ada, studi ini memperoleh hasil sebagai berikut. Pertama, para pelajar yang diteliti menyatakan permintaan bahasa Inggris dalam tujuh tipe. Hasil ini cukup mengejutkan karena literatur (Blum-Kulka 1982,1987: Blum-Kulka dan Olshtain 1984) menyebut sembilan tipe permintaan yang telah dipetakan, yaitu mood derivable, performative, hedged performative, obligation statement, want statement, suggestory formulae, query preparatory, strong hint, dan mild hint. Dua tipe permintaan yang tidak tercermin dalam studi ini adalah performative dan hedged performative. Kedua, studi ini berhasil membuktikan secara empiris bahwa realisasi ujaran permintaan oleh pelajar bahasa Inggris sebagai bahasa asing dipengaruhi oleh bahasa ibu (L1). Hal ini dibuktikan oleh kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam realisasi ujaran permintaan mereka, yang tercermin dalam pemilihan kata dan pemakaian gramatika yang tidak tepat.
Dari perspektif pemelajaran, studi ini membuktikan bahwa menyatakan tindak tutur dalam bahasa asing tidaklah mudah. Pengetahuan bahasa yang mendalam tidaklah cukup. Supaya berhasil, pelajar perlu juga dibekali pengetahuan pragmatik.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.09375 second(s)