Saat memasuki masa puber anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, termasuk perkembangan seksual. Agar dapat mengerti perkembangan seksualnya maka remaja, khususnya remaja SLTP butuh informasi yang utuh dan integral mengenai seks dan seksualitasnya. Apabila remaja tidak mendapatkan pendidikan seksualitas maka dapat mengakibatkan banyak masalah-masalah lain berkenaan dengan prilaku seksual remaja, seperti : perkawinan dini, kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi, penyakit menular seksual, free sex dan pornografi. Maka, pendidikan seksualitas bagi remaja, khususnya remaja SLTP, sangat penting dan perlu diberi perhatian secara khusus. Seharusnya keluarga, masyarakat, sekolah, Gereja atau instansi keagamaan lain memberikan pendidikan seksual yang tidak hanya menyoroti seksualitas dari aspek biologis saja, tetapi juga aspek psikologis, sosial, moral dan iman. Dari studi pustaka penulis mendapat kesimpulan bahwa remaja di Indonesia belum menerima pendidikan seksualitas yang utuh dan integral karena keluarga dan masyarakat masih belum siap untuk memberikan pendidikan seksualitas bagi para remaja serta masalah seks dan seksualitas dianggap masih tabu. Gereja berupaya untuk memberikan pendidikan seksualitas bagi remaja, salah satu usaha Gereja tersebut adalah melalui sekolah-sekolah katolik. Salah satu pendekatan yang dapat dipakai dalam pendidikan seksualitas bagi remaja SLTP di sekolah adalah pendekatan kateketis. Melalui pendekatan kateketis remaja diajak untuk mencermati masalah-masalah seksualitas yang dihadapinya, menempatkan dirinya agar dapat memfungsikan seks dan seksualitasnya dengan baik dan bertanggung jawab serta dapat memeliharanya sebagai anugerah dari Allah. |