Anda belum login :: 22 Feb 2025 01:20 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
ANALISIS HUBUNGAN NILAI EVA DAN HARGA SAHAM PADA INDUSTRI OTOMOTIF DI INDONESIA KURUN WAKTU 1999 - 2001
Bibliografi
Author:
Granadha, Fachry
;
Salamun, Suyono
(Advisor)
Bahasa:
(ID )
Penerbit:
Program Studi Magister Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Tempat Terbit:
Jakarta
Tahun Terbit:
2002
Jenis:
Theses - Master Thesis
Fulltext:
Fachry Granadha's Master Theses.pdf
(195.0KB;
27 download
)
Ketersediaan
Perpustakaan Pusat (Semanggi)
Nomor Panggil:
MM-240
Non-tandon:
tidak ada
Tandon:
1
Lihat Detail Induk
Abstract
Pengukuran kinerja keuangan merupakan salah satu faktor penting dalam suatu
perusahaan terutama untuk menentukan langkah-langkah perusahaan di masa yang
akan datang. Salah satu pengukuran kinerja keuangan perusahaan yang sejak tahun
1990 dipelopori oleh Stern dan Steward Management Service adalah metode
Economic Value Added (EVA), yang merupakan suatu indikator mengenai adanya
penciptaan nilai dari suatu investasi yang dilakukan oleh pemegang saham
perusahaan.
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengukur kinerja keuangan pada
industri otomotif di Indonesia pada kurun waktu 1999 ? 2001 dan hubungannya
dengan harga pasar sahamnya. Dalam penelitian selain menggunakan metode EVA
untuk mengukur kinerja keuangan, juga dipakai metode statistika korelasi untuk
melihat hubungan antara nilai EVA dengan harga pasar saham perusahaan.
Dari hasil penelitian didapat beberapa kesimpulan yaitu pada tahun 1999, dari
sepuluh perusahaan objek penelitian, hanya dua perusahaan yang gagal menciptakan
peningkatan nilai kekayaan bagi pemilik modalnya, yaitu PT Selamat Sempurna dan
PT Tunas Ridean, sedangkan sisanya berhasil menciptakan nilai bagi pemegang
sahamnya. Pada tahun 2000, 80 persen perusahaan dalam industri otomotif pada tahun
tersebut gagal memberikan return yang diharapkan oleh pemegang sahamnya, dimana
20 persen sisanya yaitu PT Selamat Sempurna dan PT United Tractors, berhasil
menciptakan nilai bagi para shareholder perusahaan. Pada tahun 2001, jumlah
perusahaan yang berhasil menghasilkan return adalah sebesar 60 persen atau terjadi
kenaikan dari tahun sebelumnya yang hanya 20 persen.
Dari pergerakan harga pasar saham perusahaan-perusahaan industri otomotif di
Indonesia, terlihat bertolak belakang dengan penilaian kinerja keuangan dengan
metode EVA. Hal ini terlihat dalam kurun waktu penelitian sering kali terjadi apabila
harga saham perusahaan terjadi kenaikan namun bertolak belakang dengan hasil nilai
EVA perusahaan yang mengalami penurunan.
Sedangkan berdasarkan pengujian dengan menggunakan metode korelasi
antara EVA dan harga saham, didapat hasil bahwa tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara nilai EVA perusahaan pada industri otomotif dengan harga
sahamnya pada kurun waktu 1999 ? 2001. Dari hasil ini berarti EVA independen
terhadap harga sahamnya, atau harga saham tidak merupakan pencerminan nilai EVA
perusahaan. Kondisi ini membuktikan bahwa pasar modal Indonesia bersifat
weakform efficient atau harga pasar saham tidak mencerminkan seluruh informasi
yang ada pada perusahaannya.
Untuk saran yang dapat diberikan dimana hendaknya perusahaan memulai
menerapkan metode EVA sejak awal hingga dapat membudaya kepada para
karyawannya dan para investor saham sebaiknya mulai memperhitungkan nilai EVA
dalam mengukur kinerja perusahaan yang akan dibeli atau diinvestasikannya. Ini
disebabkan pasar modal Indonesia bersifat weakform efficient atau harga pasar saham
tidak mencerminkan seluruh informasi yang ada pada perusahaannya, sehingga para
investor telah membeli atau menanamkan uangnya pada perusahaan-perusahaan yang
tidak dapat menciptakan nilai bagi perusahaannya.
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Lihat Sejarah Pengadaan
Konversi Metadata
Kembali
Process time: 0.15625 second(s)