PT. Tri Manunggal Ekspres adalah perusahaan yang bergerak di bidang usaha jasa kurir/cargo. Sejak berdirinya bulan Juli tahun 1999 hingga saat ini, perusahaan masih dalam keadaan merugi, yang jumlahnya hampir mencapai Rp 400 juta. PT. Tri Manunggal Ekspres didirikan pada saat yang tidak menguntungkan. Tahun 1999 adalah saat dimana Indonesia sedang menghadapi krisis moneter dan ekonomi yang berlanjut pada krisis politik
Tesis ini dimaksudkan untuk melakukan kajian mengenai permasalahan-permasalahan yang dihadapi PT. Tri Manunggal Ekspres dan membuat Formulasi Strategi Bisnis yang tepat guna menyelamatkan perusahaan di masa yang akan datang.
Dengan menggunakan teknik-teknik analisis, yaitu : External Factor Evaluation Matrix (EFE Matrix), Competitive Profile Matrix (CPM), Analisis Industri (Porter?s Five Forces), Internal Factor Evaluation Matrix (IFE Matrix), SWOT Matrix, Grand Strategy Matrix dan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM), maka dapat disimpulkan bahwa sebenarnya peluang pasar di bidang bisnis jasa kurir masih cukup besar, namun perusahaan belum mampu memanfaatkannya dikarenakan perusahaan masih banyak memiliki kelemahan, baik kelemahan sumber daya (resources) maupun kemampuannya dalam mengelola sumber daya (capabilities) tersebut. Dengan kata lain perusahaan belum memiliki kemampuan inti (cor competence) yang dapat dijadikan keunggulan bersaing (competitive advantage).
Untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi, maka strategi bisnis yang perlu dilakukan adalah (1) Strategi penghematan/efisiensi, (2) Strategi Divestasi, apabila strategi pertama tidak berhasil dan (3) Strategi Likuidasi yang merupakan jalan keluar terakhir apabila strategi pertama dan kedua tidak berhasil.
Untuk mengimplementasikan strategi tersebut manajemen perlu menempuh langkah-langkah sebagai berikut : 1. Menganalisis dan menjual asset-asset perusahaan yang tidak optimal untuk mendapatkan uang tunai yang diperlukan. 2. Melakukan downsizing/layoff karyawan yang tidak berprestasi dan membebani perusahaan. 3. Melembagakan sistem pengendalian biaya dengan cara membentuk tim efisiensi. 4. Menyeleksi ulang perusahaan transportasi dan perusahaan agen/perwakilan yang biayanya rendah, namun memberikan komitmen pelayanan yang baik. 5. Meningkatkan revenue penjualan dengan merekrut tenaga penjualan yang handal. 6. Membentuk customer care untuk mempertahankan pelanggan. |