Merokok biasanya bermula di masa remaja. Remaja sening mengasosiasikan merokok dengan kesan menarik, hebat, menyenangkan, dan dewasa. Selain itu rokok juga dijadikan lambang kedewasaan dan kematangan oleh remaja. Saat remaja pertama kali merokok, biasanya ditemani teman-teman sebaya dan didukung oleh teman — teman sebayanya, maka teman sebaya menjadi penning dalam mempengaruhi remaja untuk mulai merokok. Remaja butuh teman sebaya untuk mencapai identitas. Identitas mi bisa didapatkan dan berbagai pengalaman bersama dengan teman sebaya, karena tidak jarang teman sebaya ikut campur dalam cara seorang remaja menilai dirinya sendiri. Penilaian lain itu secara sadar atau tidak bisa membentuk gambaran seseorang tentang siapa dininya menurut pendapatnya sendini, yang selanjutnya akan disebut sebagai konsep diri. Remaja meniru tingkah laku merokok karena teman sebayanya menilai rokok sebagai lambang kedewasaan dan kematangan, sehingga remaja yang merokok diasumsikan mempunyai gambaran konsep din sebagai seseorang yang menarik, hebat, dewasa, dan menyenangkan. Apakah benar seperti itu? Lalu bagaimana dengan gambaran konsep din remaja yang tidak merokok? Apakah berbeda dengan remaja yang merokok? Berdasarkan uraian tersebut, maka masalah dalam penelitian mi dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah ada perbedaan konsep diri antara remaja yang merokok dan yang tidak merokok? |