PT Cikarang Primatex yang bergerak dalam bidang laundry & dying khusus garmen ekspor merupakan industri penunjang terhadap industri garmen dalam negeri dalam mengolah garmen menjadi produk yang sesuai dengan keinginan pemegang merek berdasarkan pada sample yang telah ditentukan oleh trend setter. Selama ini, PT Cikarang Primatex sering melewatkan peluang-peluang yang menguntungkan perusahaan seperti kemampuan perusahaan untuk memiliki jumlah pesanan ataupun jumlah pelanggan yang lebih banyak. Untuk itu, penulis meneliti permasalahan tersebut dengan menggunakan analisis kualitatif (SWOT, lingkungan industri, strategi pemasaran meliputi STP, bauran pemasaran, dan strategi bersaing) dan analisis kuantitatif (nama dan jumlah pelanggan, klasifikasi pelanggan dilihat dari segi rutinitas pesanan, daftar harga, dan perkembangan hasil penjualan per bulan). Dari hasil analisis SWOT, penulis melihat bahwa berdasarkan pengidentifikasian peluang dan ancaman tersebut, penulis dapat menyatakan bahwa PT Cikarang Primatex merupakan bisnis yang spekulatif karena memiliki peluang dan ancaman yang besar. Analisis lingkungan industri dalam ?Five Force Model? menunjukkan bahwa oleh karena dua dari lima kekuatan tersebut kuat, maka menurut pendekatan tersebut perusahaan tidak dapat meningkatkan harga dan memperoleh keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lain yang sejenis di dalam lingkungan industri laundry & dying. Dengan demikian perusahaan tidak akan memperoleh keunggulan bersaing. Analisis STP menunjukkan bahwa perusahaan mensegmenkan pada garmen dengan mentargetkan pada industri garmen khusus ekspor, yang tidak memiliki fasilitas laundry & dying, yang berlokasi di Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah dengan jumlah pesanan sekitar 1000 pcs ? 600.000 pcs garments. Perusahaan memposisikan produknya sebagai ?produk yang berkualitas dan pelayanan yang memuaskan dengan harga premium?. Bauran pemasaran terdiri dari strategi produk meliputi berbagai macam jenis pencucian yang berkualitas, produk yang mengikuti tren dan pesanan, bahan baku pencucian yang selalu tersedia dan berkualitas serta beragam jenisnya, produksi yang tepat waktu, pelayanan yang memuaskan, dan garansi atas kesalahan produksi. Strategi harga meliputi penetapan harga yang lebih mahal, daftar harga menurut jenis pencucian dan kualitas, negosiasi harga bagi perusahaan garmen tertentu, dan proses pembayaran yang mudah baik bagi perusahaan garmen yang telah dikenal maupun yang baru dikenal. Strategi tempat yang digunakan adalah saluran pemasaran level 0 (saluran pemasaran langsung). Strategi promosi tidak diterapkan oleh perusahaan; hanya mengandalkan words of mouth. Dalam analisis strategi bersaing, perusahaan merupakan market nicher karena melayani pelanggan tertentu dan melakukan job order strategy. Dalam menjawab permasalahan yang ada berdasarkan pada hasil analisis di atas, penulis melihat beberapa penyebab utama seperti penetapan harga yang cukup mahal, tidak melakukan promosi, keterbatasan kapasitas mesin produksi, dan pertumbuhan ekspor Indonesia yang tidak dapat diprediksi. Untuk mengatasinya, penulis mencoba memberi saran-saran yang bertujuan untuk perbaikan dan kemajuan PT Cikarang Primatex seperti memberikan pengertian pada bagian HRD mengenai pentingnya komunikasi dengan para pekerja, pendidikan dan pelatihan bagi karyawan tertentu, perawatan kendaraan perusahaan secara berkala, memiliki sertifikat ISO 9000 ataupun ISO 14000, e-mail yang selalu aktif, menerapkan strategi nilai tinggi sehingga positioning produk perusahaan menjadi ?produk yang berkualitas dan pelayanan yang memuaskan dengan harga kompetitif?, perluasan, menggalakkan kembali wiraniaga, melirik peluang garmen dalam negeri. |