Gaya kepemimpinan pada hakekatnya mengandung arti bagaimana seorang pemimpin mempengaruhi bawahannya. Sedangkan kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana karyawan memandang pekerjaannya. Penelitian ini dilakukan pada sebuah perusahaan textile di Jakarta. Saat ini banyak perusahaan textile di Indonesia yang terpaksa gulung tikar karena alasan ekonomi dan persaingan (dari dalam maupun luar negeri). PT ?X? harus mampu bertahan di tengah kondisi persaingan tersebut dengan cara memperkuat kondisi internalnya. Peranan paling penting dipegang oleh sumber daya manusia karena potensi sumber dayanya yang tidak terbatas. Oleh karena itu kepuasan kerja karyawan di PT ?X? sebisa mungkin diperhatikan oleh pimpinan agar dengan tingkat kepuasan yang memadai, para karyawan diharapkan dapat bekerja dengan potensi penuh bagi kemajuan perusahaan dalam menghadapi kondisi persaingan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan dari kepuasan kerja karyawan di perusahaan tersebut, kecenderungan gaya kepemimpinan yang digunakan di dalam perusahaan berdasarkan persepsi karyawan, dan apakah terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi terhadap gaya kepemimpinan dengan kepuasan kerja karyawan? Populasi dalam penelitian ini adalah para staf karyawan PT ?X? yang bergerak dalam bidang textile sebanyak 64 karyawan, dan yang menjadi sampel penelitian adalah 40 karyawan dari 8 divisi. Hipotesis penelitian yang diajukan yaitu terdapat hubungan yang positif antara perilaku tugas dengan faktor intrinsik pekerjaan, perilaku tugas dengan faktor ekstrinsik pekerjaan, perilaku hubungan dengan faktor intrinsik pekerjaan, perilaku hubungan dengan faktor ekstrinsik pekerjaan, persepsi terhadap gaya kepemimpinan dengan kepuasan kerja karyawan pada PT ?X?. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional, yaitu mencari hubungan antar variabel yang diteliti. Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner dan wawancara. Variabel persepsi terhadap gaya kepemimpinan terdiri dari 33 pernyataan yang valid, koefisien reliabilitas yang diperoleh sebesar 0,9336. Sedangkan variabel kepuasan kerja terdiri dari 36 pernyataan yang valid, koefisien reliabilitas yang diperoleh sebesar 0,9594. Analisis data terhadap hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini menggunakan perhitungan korelasi product moment dengan bantuan SPSS (Statisical Package for Social Sciences) dan menunjukkan hasil adanya korelasi sebesar 0,616 (perilaku hubungan dengan faktor intrinsik pekerjaan); 0,633 (perilaku hubungan dengan faktor ekstrinsik pekerjaan); 0,528 (perilaku tugas dengan faktor intrinsik pekerjaan); 0,718 (perilaku tugas dengan faktor ekstrinsik pekerjaan); 0,696 (persepsi terhadap gaya kepemimpinan dengan kepuasan kerja), dimana semuanya menunjukkan taraf signifikansi p (0,000) lebih kecil dari α (0,05). Hasil analisis ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara perilaku hubungan dengan faktor ekstrinsik pekerjaan, perilaku hubungan dengan faktor intrinsik pekerjaan, perilaku tugas dengan faktor intrinsik pekerjaan, perilaku tugas dengan faktor ekstrinsik pekerjaan, serta persepsi terhadap gaya kepemimpinan dengan kepuasan kerja karyawan. Pelatihan oleh HRD hendaknya diarahkan bagi terbukanya komunikasi antara pemimpin dan karyawan sehingga dapat terjalin kerjasama yang menguntungkan, maka kepuasan kerja karyawan akan dapat meningkat dengan sendirinya karena mereka merasa dihargai sebagai pribadi yang utuh.Pelatihan yang dimaksud misalnya dengan metode diskusi yang dipolakan untuk mendorong ungkapan perasaan dan pandangan secara lengkap; metode bermain peran sesuai untuk pelatihan sikap. |