PT Tirta Intimizu Nusantara sudah melakukan hal yang maksimal untuk kemajuan perusahaan baik kualitas maupun kuantitas produk yang diproduksi. Namun sampai sekarang perusahaan masih belum bisa selalu mencapai target produksi yang diharapkan, dan kadang loss yang terjadi begitu besar, tentu saja hal ini mengecewakan perusahaan. Departemen produksi bagian perakitan pompa adalah yang menjadi pusat perhatian bagi perusahaan, karena pada bagian inilah produk yang dihasilkan sering bahkan hampir selalu tidak mencapai target produksi. Usulan yang diajukan penulis untuk mengatasi masalah diatas adalah upah insentif. Upah insentif merupakan salah satu faktor pendukung motivasi bagi pekerja untuk bekerja lebih giat dan berusaha untuk mencapai target mereka dalam berproduksi. Metode upah yang digunakan dalam perhitungan ada delapan metode, yaitu : upah Potongan, Taylor, Premi menurut Halsey, Premi Rowan, Upah Bedaux, Bonus dari Gantt, Teori Bonus 100 %, dan Teori Emerson. Yang juga terkait dalam perhitungan upah insentif adalah pengukuran waktu baku dan output yang seharusnya dihasilkan,digunakan sebagai data pembantu dalam menghitung beberapa metode pemberian upah insentif. Dan metode yang digunakan adalah pengukuran waktu baku dengan cara langsung menggunakan jam henti. Dari hasil perhitungan, diketahui hasilnya bahwa kenaikan upah juga menimbulkan kenaikan jumlah produksi. Upah yang diberikan perusahaan adalah Rp 27.580,- per minggu, setelah perhitungan upah maka masing-masing metode mengalami peningkatan upah dan produksi, yaitu ; untuk Metode upah potongan, upah mengalami peningkatan 12.49% dan produksi meningkat 12.50 %. Pada metode Taylor upah mengalami peningkatan 23.11 % dan produksi meningkat juga 23.11 %, untuk metode Halsey upah meningkat 14.28 % dan produksi meningkat 14.33 %, untuk metode Rowan upahnya meningkat 7.41 % dan produksi meningkat sampai 14.33 %. Sedangkan untuk metode Bedaux upahnya tidak mengalami peningkatan dan produksinya meningkat 14.33 %, untuk metode Gantt upah meningkat 20 % dan produksinya meningkat 10.67 %, untuk metode Bonus 100 % upahnya mengalami peningkatan sebesar 15.04 % dan produksinya meningkat sebesar 10.82 %, dan untuk metode Emerson upahnya mengalami peningkatan sebesar 10 % dan sesuai efisiensi yang ditentukan, peningkatan upah tersebut dapat dicapai bila efisiensi mencapai 67 %. |