PT. Wahana Eka Paramitra merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang perakitan transmisi kendaraan. Sebagai pemasok komponen penting dalam kendaraan yaitu bagian penggerak, PT. Wahana Eka Paramitra dituntut untuk dapat memenuhi permintaan konsumen tepat waktu dan dengan kualitas yang baik. Oleh karena itu, PT. Wahana Eka Paramitra menganggap perlu dilakukannya pengukuran produktivitas terutama pada skala yang lebih kecil seperti lini perakitan, sehingga perusahaan dapat terus meningkatkan produktivitas perusahaannya Berdasarkan hasil pengamatan dan data yang tersedia pada perusahaan, model pengukuran produktivitas yang digunakan adalah model pengukuran berdasarkan kriteria Manufacturing Control Point. Alasan penggunaan kriteria Manufacturing Control Point ini dalam pengukuran produktivitas adalah karena fungsi dari Manufacturing Control Point sebagai alat kontrol performansi manufaktur sehingga Manufacturing Control Point juga dapat mencerminkan kinerja produktivitas perusahaan (manufaktur). Untuk membatasi pengukuran maka periode pengamatan dilakukan selama periode tahun 2002. Setelah melakukan perhitungan tingkat produktivitas total serta penentuan kriteria produktivitas parsial berdasarkan Manufacturing Control Point melalui teknik kuisioner, terdapat 4 kriteria yang dapat digunakan sebagai kriteria produktivitas yaitu Man Hour Index, Line Stop, Over Time, dan Rework Ratio. Man Hour Index memiliki performansi yang relatif konstan namun berada di atas standar sebesar 100 %, Line Stop cenderung berfluktuasi, begitu pula dengan performansi Over Time yang naik turun, serta Rework Ratio yang relatif konstan berada di bawah target yang ditetapkan sebesar 1 %. Dari hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa terdapat dua kriteria yang merupakan indikator adanya penurunan produktivitas, yaitu Line Stop dan Over Time. Hasil analisa hubungan antar kedua kriteria ini juga menunjukkan adanya korelasi yang positif antara keduanya, dimana meningkatnya jumlah Line Stop akan mengakibatkan meningkatnya besar Over Time yang terjadi. Tindakan-tindakan perbaikan dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas perusahaan di masa yang akan datang. Tindakan perbaikan untuk produktivitas parsial kriteria Over Time adalah mengevaluasi pencapaian jumlah produksi aktual tiap harinya bila dibandingkan dengan Daily Work Order yang ditetapkan. Sedangkan untuk Line Stop perlu dilakukan pengecekan secara berkala maupun penggantian komponen mesin sesuai umur pakai untuk dapat meminimasi terjadinya Line Stop. |