Pada dasarnya ada 3 tipe pola asuh orangtua dalam mengasuh remaja-remaja mereka, yaitu demokratis ditandai dengan adanya musyawarah, komunikasi, pujian/penghargaan dan membiasakan remaja untuk minta maaf; laissez faire ditandai dengan sikap orangtua yang suka memanjakan remaja, orangtua memberi kesempatan kepada remaja untuk berbuat menurut kemauan remaja dengan kecenderungan untuk tidak memberikan aturan sedikitpun, selain itu juga orangtua selalu menuruti permintaan remaja dan melindungi secara berlebihan; dan otoriter ditandai dengan tuntutan orangtua agar perilaku dan kegiatan sesuai kemauan orangtua, sementara orangtua tidak memberi kesempatan kepada remaja untuk melaksanakan keinginan remaja. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan dari pola asuh orangtua khususnya pada remaja, berkaitan dengan ketahanan diri remaja terhadap drugs yang akhir-akhir ini jadi sedang marak. Yang diteliti hubungan antara pola asuh dengan ketahanan diri remaja, mengetahui hubungan antara pola asuh demokratis dengan ketahanan diri remaja, mengetahui hubungan antara pola asuh otoriter dengan ketahanan diri remaja dan mengetahui hubungan antara pola asuh laissez faire dengan ketahanan diri remaja. Subyek penelitian adalah siswa kelas Ic dan IIIc SLTP St. Maria Della Strada. Penelitian ini adalah penelitian korelasional, bertujuan untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. Dari hasil penelitian diketahui bahwa terdapat hubungan antara pola asuh orangtua terhadap ketahanan diri remaja dalam penggunaan drugs dengan koefisien korelasi sebesar 0,515 di taraf signifikansi 5% sebesar 0,213, sedangkan tipe pola asuh yang paling tinggi nilainya diantara ketiga tipe pola asuh (demokratis, otoriter dan laissez faire) adalah pola asuh demokratis dengan koefisien korelasi sebesar -0,731 di taraf signifikansi 1% sebesar 0,278. Dengan demikian pola asuh yang paling dominan di SLTP St. Maria Della Strada yaitu pola asuh demokratis, walaupun hasil dari penelitian menyatakan bahwa pola asuh demokratis signifikan negatif. Hal tersebut dikarenakan dalam pola asuh ini, orangtua juga menetapkan peraturanperaturan, dengan harapan bahwa remaja bisa memiliki sikap yang taat dan patuh terhadap orangtua, tetapi hal yang muncul dalam penelitian ini justru sebaliknya. Remaja yang diberi peraturan-peraturan, maka dalam diri remaja akan berkembang sifat tidak taat dan tidak mau menyesuaikan diri. Remaja memandang sikap orangtua tidak konsisten, kadang-kadang keras kadangkadang lemah. Oleh karena hal-hal diatas, mungkin remaja jadi memiliki kadar ketahanan diri yang rendah. |