Anda belum login :: 01 May 2025 23:12 WIB
Detail
BukuHubungan Antara Pola Perilaku Tipe A-B Dengan Psychological Well-Being Pada Karyawan Tingkat Penyelia PT. Kokusai Godo Denso, Tangerang
Bibliografi
Author: Kahar, Untung (Advisor); Suryawidjaya, Angela ; Partasari, Wieka Dyah (Advisor)
Topik: Pola perilaku tipe A-B; stres; Psychological Well-Being
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 1998    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext: Angela Suryawidjaya's 1 Undergraduate Theses.pdf (12.1MB; 17 download)
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: FP-374
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Abstract
Manusia membutuhkan rasa aman, pengembangan diri dan penggunaan bakat-bakat yang dimilikinya agar tumbuh dan mengaktualisasikan dirinya. Dengan pencapaian hal-hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa orang tersebut mempunyai mental yang sehat Pengalaman realisasi rasa aman, pengembangan diri dan penggunaan bakat-bakat seseorang tercakup dalam psychological well-being. Dengan mengetahui psychological well-being seseorang, kita dapat mengetahui kualitas kehidupan orang itu. Kegagalan dalam pemuasan kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat menimbulkan masatah-masalah psikologis. Ada banyak cara perasaan gagal dalam pemuasan kebutuhan-kebutuhan tersebut diperlihatkan, seperti dengan menarik diri dari pergaulan atau menjadi agresif dan jahat. Sikap-sikap cemas, tegang dan gelisah semacam ini karena tidak terpuaskannya kebutuhan rasa aman. Penelitian ini ingin melihat sejauhmana hubungan antara kecenderungan pola perilaku tipe A yang menunjukkan sikap-sikap cemas, tegang dan gelisah dengan psychological well-being. Pola perilaku tipe A ini berlawanan dengan tipe B yang lebih tenang dan santai, sehingga kelompok ini lebih kecil kemungkinannya untuk menghadapi masalah-masalah yang berhubungan dengan stres. Pola penlaku tipe A-B mempunyai peranan penting dalam pekeijaan. Pekeijaan yang seringkali dihubungkan dengan pola penlaku ini adalah pekeijaan di tingkat manajerial. Pekeijaan pada tingkat manajerial ini mempunyai stres yang tinggj temtama penyelia sebagai tingkat manajerial yang terendah. Posisi penyelia berhubungan langsung dengan pekerja, badan pekerja dan manajemen yang lebih tinggi . Resiko-resiko negatif yang disebabkan oleh penlaku tipe A pada tingkat penyelia akan mempertinggi stres dan terganggunya kesehatan mental, penyesuaian emosional dan kesejahteraan, serta meningkatkan gejala distres psikologis. Resiko-resiko negatif yang dialami penyelia tersebut menyebabkan mereka potensial untuk mengalami psychological well-being rendah. Tetapi bagaimana hubungan yang sebenamya antara pola perilaku tipe A-B dengan psychological well-being pada karyawan tingkat penyelia akan diteliti lebih lanjut Pendekatan yang digunakan adalah non eksperimental karena variabel-variabel yang hendak diukur sudah ada secara alami dalam tiap individu. Metode pengumpulan data mengenai pola perilaku menggunakan kuesioner The Type A-Type B Group Exercise sedangkan mengenai psychological well-being menggunakan Scale of Psychological Well-Being. Pengujian hipotesis dilakukan dengan mengkorelasikan skor total SPWB tes masing-masing individu dengan tipe pola perilakunya. Koefisien korelasi dihitung dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment Correlation Coefficient. Korelasi pola perilaku tipe A-B dengan psychological well-being yang didapatkan dari penelitian adalah .297 ,maka kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan positif yang signifikan antara pola perilaku tipe A-B dengan psychological well-being pada penyelia PT. Kokusai Godo Denso. Manfaat yang dapat diperoleh melatui penelitian ini yaitu melihat sejauhmana hubungan antara pola perilaku tipe A-B dengan psychological well-being para penyelia khususnya di PT. Kokusai Godo Denso. Hal ini diharapkan dengan mengetahui pola perilaku penyelia, dapat memberi gambaran kualitas hidupnya. Kualitas-kualitas hidup para penyelia di PT. Kokusai Godo Denso tersebut dapat menjadi pertimbangan untuk peningkatan kepuasan kerja seperti dengan meningkatkan kesempatan pertumbuhan diri, pencapaian kerja dan penghargaan dalam tingkungan kerja.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.078125 second(s)