Anda belum login :: 23 Jul 2025 07:28 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Pemetaan dialek bahasa Manduro Kecamatan Kabuh Kabupaten Jombang Jawa Timur
Oleh:
Setiawati, Eti
;
Ardhian, Dany
;
Warsiman
;
Widodo, Wahyu
;
Sukmawan, Sony
Jenis:
Article from Proceeding
Dalam koleksi:
KIMLI 2018: Kongres International Masyarakat Linguistik Indonesia, 13-16 Agustus 2018, Universitas Papua, Manokwari: “Mengusung Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah menuju Kesetaraan dalam Kebhinekaan.”
,
page 65-68.
Topik:
pemetaan dialek
;
bahasa Manduro
;
variasi bunyi
Fulltext:
65-68.pdf
(274.06KB)
Isi artikel
Desa Manduro memiliki kekhasan dalam hal bahasa dan tradisinya. Bahasa Manduro termasuk ke dalam wilayah bahasa inclave (pecilan). Tentu hal itu menarik perhatian karena di wilayah Manduro di sekeliling penutur berbahasa Jawa. Bahasa Manduro memiliki berbagai variasi bunyi bahasa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk-bentuk variasi dialek Bahasa Manduro yang muncul dalam tuturan masyarakat di Desa Manduro Kecamatan Kabuh Kabupaten Jombang. Data dalam penelitian ini adalah data tuturan yang diambil dari Daftar Swadesh pada medan makna tumbuhan, aktivitas, dan kalimat yang kemudian ditranskripsi fonetis (mentranskrip bahasa lisan ke dalam bahasa tulis) utnuk memudahkan analisis. Sumber data adalah masyarakat Desa Manduro di empat daerah pengamatan (DP), yaitu Dusun Gesing, Gowa, Matokan, dan Dander di Kecamatan Kabuh Kabupaten Jombang. Pengumpulan data diambil dengan triangulasi teknik: observasi, angket (daftar swadesh) dan indept interview. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat bentuk-bentuk variasi dialek bahasa Manduro di empat dusun, yaitu Gesing, Gowa, Matoan, dan Dander. Bentukbentuk variasi bahasa tersebut meliputi (1) Pelesapan bunyi, yang terjadi pada posisi awal (adanya pelesapan bunyi /a/ pada leksem [ab i ] menjadi [b i ]); pada posisi tengah (DAPUR dengan penyebutan [d?pp?r], bentuk pelesapan dua bunyi di dalam leksem. Selain itu, pelesapan tersebut tidak dipengaruhi oleh letak fonem (IKUT dengan penyebutan [n r ?ah]- [n r ?]) [d?p?r]); (2) Penambahan bunyi terjadi di awal (BATU dengan penyebutan [b? ?h] [mb? ?h]), tengah (BENAR dengan penyebutan [bh?n?r]-[bh?nd?r]), dan ujung leksem (ANAK TERMUDA dengan penyebutan [bu?s?]-[bhu?s?na]); (3) Penurunan bunyi pada suku kata: (a) Penurunan pada bunyi /i/ menjadi /?/, (b) Penurunan pada bunyi /i/ menjadi /e/, (c) Penurunan pada bunyi /i/ menjadi /?/ dan (4) substitusi bunyi, penggantian bentuk bunyi konsonan menjadi bunyi konsonan yang lain (KEPALA dengan penyebutan [khukhup?r]-[ghughup?r].
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Kembali
Process time: 0 second(s)