Anda belum login :: 21 Jul 2025 22:49 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Gambaran Skema Diri pada Perempuan yang Mempersepsikan Dirinya Mendapat Perlakuan Diskriminasi Gender
Bibliografi
Author:
Murniati, Juliana
;
Shanti, Theresia Indira
;
Tambunan, Raymond A.I.
Topik:
WOMEN
;
GENDER
;
SEX DISCRIMINATION
;
SELF-PERCEPTION
Bahasa:
(ID )
Penerbit:
Unika Atma Jaya
Tempat Terbit:
Jakarta
Tahun Terbit:
2002
Jenis:
Research Report
Fulltext:
Gambaran Skema Diri pada Perempuan.pdf
(4.92MB;
29 download
)
Gambaran Skema Diri pada Perempuan yang Mempersepsikan Dirinya Mendapat Perlakuan Diskriminasi Gender.pdf
(1.61MB;
21 download
)
Ketersediaan
Perpustakaan Pusat (Semanggi)
Nomor Panggil:
RR-1768
Non-tandon:
1 (dapat dipinjam: 0)
Tandon:
tidak ada
Lihat Detail Induk
Abstract
Masalah perempuan dewasa ini makin mendapatkan perhatian yang serius, bahkan juga menjadi wacana politik seperti yang terjadi dalam kampanye pemilu tahun 1999. Dalam acara debat partai-partai misalnya, cukup banyak terlontar pertanyaan tentang program untuk perempuan yang ditawarkan oleh partai tersebut. Masyarakat tampaknya ingin mendapatkan kepastian bahwa partai-partai politik itu juga peduli dengan apa yang menjadi aspirasi perempuan, dalam arti perempuan bukan hanya sebagai target, melainkan program yang mampu melihat dari perspektif perempuan itu sendiri. Dengan kata lain, program itu sudah menjadikan perempuan sebagai subyek; berarti pula ada usaha untuk memberdayakan perempuan.
Usaha untuk memberdayakan perempuan muncul karena adanya kesadaran terhadap ketimpangan gender yang banyak terjadi di berbagai aspek kehidupan, baik di dalam lingkungan keluarga, pekerjaan, maupun lingkungan social lainnya. Dalam lingkungan ini, banyak terjadi praktek-praktek yang menempatkan perempuan dalam posisi yang tidak menguntungkan, misalnya beban ganda yang harus dipikul oleh seorang perempuan yang berperan sebagai isteri dan pekerja publik. Bentuk lainnya dalam kadar yang lebih ringan adalah tindakan subordinasi terhadap perempuan, yakni memandang pendapat dan karya perempuan lebih rendah dari laki-laki, dan kurang bermutu, atau perempuan kurang mampu mengerjakan pekerjaan laki-laki, sehingga ditempatkan sebagai kaum marginal dan selalu dikalahkan dalam berbagai aspek kehidupan. Apabila ada perempuan yang keluar dari 'kotak kurungan' tersebut, dalam arti perempuan itu melakukan pekerjaan yang tidak sesuai dengan jenis kelaminnya, maka dia akan mendapat sorotan tajam dari masyarakat karena tidak sesuai dengan konstruksi sosial. Bentuk ketidakadilan yang lebih ekstrim adalah kekerasan terhadap perempuan sebagai akibat dari kekuasaan laki-laki terhadap perempuan, karena perempuan dianggap milik laki-laki sehingga boleh dan dapat diperlakukan apa saja sesuai dengan kehendak laki-laki.
Kajian editorial
Fullteks ke-2 pada halaman 2 kurang jelas, silakan lihat pada fullteks pertama; kedua fullteks adalah sama. Trims
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Lihat Sejarah Pengadaan
Konversi Metadata
Kembali
Process time: 0.109375 second(s)