Anda belum login :: 23 Apr 2025 03:25 WIB
Detail
ArtikelKetergantungan Alprazolam pada Lanjut Usia dengan Insomnia dan Depresi  
Oleh: Hasan, Surilena
Jenis: Article from Journal - ilmiah nasional - tidak terakreditasi DIKTI - atma jaya
Dalam koleksi: Majalah Kedokteran Damianus vol. 13 no. 03 (Oct. 2014), page 224-232.
Topik: Alprazolam; adiksi; depresi; insomnia; lansia; JABFUNG-SRL-2018-19
Fulltext: 19-387-655-1-SM.pdf (440.86KB)
Ketersediaan
  • Perpustakaan FK
    • Nomor Panggil: D01.K
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0)
    • Tandon: tidak ada
    Lihat Detail Induk
Isi artikelPendahuluan: Insomnia merupakan gangguan tidur yang paling sering ditemukan pada lanjut usia. Insomnia dapat mengakibatkan kondisi mudah marah, cemas, depresi, bunuh diri, penyalahgunan, dan ketergantungan zat. Kasus: Seorang perempuan berusia 65 tahun didiagnosis depresi dan insomnia berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan status mental, dan pemeriksaan laboratorium. Didapatkan riwayat konsumsi obat golongan benzodiazepin (alprazolam) yang sudah berlangsung selama 8 bulan dengan dosis makin lama makin tinggi. Alprazolam dikonsumsi 4 mg/hari untuk mengatasi insomnia, namun tetap tidak dapat tidur, serta timbul tremor pada jari-jari tangan, mood labil dan pemarah, mudah lupa, serta sulit konsenstrasi. Riwayat mengkonsumsi alkohol atau zat lainnya tidak ditemukan. Pemeriksan laboratorium menunjukkan pada urin hanya didapatkan benzodiazepin (+), darah lengkap, gula darah, dan hormon tiroid (FT3, FT4, dan TSH) dalam batas normal. Penatalaksanaan yang diberikan adalah edukasi dan terapi perilaku emosional rasional (REBT), serta farmakoterapi citalopram 20 mg/hari, dan tappering off dosis alprazolam yang sedang digunakan. Setelah 2 bulan terapi pasien memperlihatkan perbaikan klinis dan dosis alprazolam dapat diturunkan ke dosis terkecil (0,5 mg/hari). Kesimpulan: Insomnia, depresi, dan ketergantungan Alprazolam terjadi pada kasus ini. Insomnia bukanlah suatu penyakit, melainkan hanya gejala dari beberapa penyakit yang diderita, seperti depresi, cemas, psikosis, penyalahgunaan, atau adiksi zat. Depresi dapat menyebabkan insomnia dan sebaliknya insomnia juga menyebabkan depresi. Kedua kondisi tersebut juga memiliki risiko terjadinya penyalahgunaan dan ketergantungan zat. (URL: http://ojs.atmajaya.ac.id/index.php/damianus/article/view/387/322)
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.03125 second(s)