Anda belum login :: 02 Jun 2025 22:08 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Deteksi dini keterlambatan pemerolehan bahasa anak: studi kasus pada anak usia 25 bulan
Oleh:
Nadya, Nyayu Lulu
Jenis:
Article from Proceeding
Dalam koleksi:
KOLITA 15 : Konferensi Linguistik Tahunan Atma Jaya Kelima Belas
,
page 756-760.
Topik:
keterlambatan pemerolehan bahasa
;
studi kasus
;
anak usia 25 bulan
Fulltext:
756-760 (Nyayu Lulu Nadya - OK).pdf
(265.65KB)
Ketersediaan
Perpustakaan PKBB
Nomor Panggil:
406 KLA 15
Non-tandon:
1 (dapat dipinjam: 1)
Tandon:
1
Reserve
Lihat Detail Induk
Isi artikel
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemerolehan bahasa pada anak usia 25 bulan dalam segi fonologi. Selain itu, untuk mengetahui gangguan berbahasa pada anak usia 25 bulan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian ini difokuskan pada studi kasus yang dialami peneliti terhadap anak pertama peneliti. Subjek penelitian pada anak laki-laki yang bernama Muhammad Miftah Dzu Abbasy. Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan dimulai pada Oktober sampai dengan Desember 2016. Ujaran yang diucapkan seorang anak dalam upaya memperoleh bahasa pertama senantiasa memiliki keunikan tersendiri. Ada anak yang cepat dalam memperoleh bahasa pertama serta mampu mengucapkannya dengan baik. Ada pula seorang anak yang lambat dalam memperoleh bahasa pertama dan tidak mampu mengucapkannya dengan baik. Jumlah kosakata yang diakusisi anak sebelum dua tahun sekitar 50 kata. Jumlah ini akan meledak begitu orang dewasa berkomunikasi dengan kata-kata riil dan mampu menafsirkan kata-kata anak. Setelah usia ini, anak akan mengakuisisi 50 kata per bulan dan pada akhir usia taman kanak-kanak akan mencapai 8000 hingga 14.000 kata. Setelah usia enam tahun, kosakata anak berkembang dengan pesat 20—50 kata per hari (Madyawati, 2016:42). Pada penelitian ini, subjek yang diteliti belum mampu mengucapkan satu kata utuh, misalnya untuk menyatakan kata ‘makan’, tidak langsung diucapkan seperti anak pada umumnya dengan ‘makan’, ‘mam’, ‘kan’,’maem’, ‘nyam-nyam’ atau kata lain yang menggantikan kata ‘makan’ ketika ingin makan. Subjek hanya akan menarik tangan orang didekatnya dan langsung menunjuk ke arah piring atau magic com bertanda dia ingin makan. Hal lain yang biasa dilakukan oleh Dzu (nama panggilan anak yang diteliti) adalah minum susu. Cara yang dilakukan orang disekitar termasuk peneliti pun langsung menyatakan ‘susu’ di depan Dzu dengan maksud agar bisa ditiru secara langsung, tetapi hal tersebut belum dapat ditiru Dzu secara langsung. Dzu dapat melafalkan kata ‘susu’ dengan sedikit tersendat pada 10 November 2016. Dari kasus yang peneliti alami ini sehingga peneliti tertarik untuk menjadikannya sebuah tulisan tentang pemerolehan bahasa pada anak usia 25 bulan.
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Kembali
Process time: 0.015625 second(s)