Anda belum login :: 02 Jun 2025 22:16 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Pembentukan identitas baru bagi pribumi melalui praktik unlerning dalam buku bacaan anak pada masa kolonial
Oleh:
Hudayat, Asep Yusup
Jenis:
Article from Proceeding
Dalam koleksi:
KOLITA 15 : Konferensi Linguistik Tahunan Atma Jaya Kelima Belas
,
page 736-740.
Topik:
identitas
;
unlearning
;
kolonial
;
bacaan anak
Fulltext:
736-740 (ASEP YUSUP HUDAYAT - OK).pdf
(263.59KB)
Ketersediaan
Perpustakaan PKBB
Nomor Panggil:
406 KLA 15
Non-tandon:
1 (dapat dipinjam: 1)
Tandon:
1
Reserve
Lihat Detail Induk
Isi artikel
Wacana kolonial tentang praktik-praktik kekuasaan dalam kajian poskolonial merupakan topik-topik mutakhir yang penting untuk diteliti melalui representasi-representasinya. Salah satu representasi dari praktik-praktik kekuasaan pada masa kolonial adalah buku bacaan anak yang diterbitkan untuk murid-murid kaum pribumi di Sakola Desa atau Sakola Rakyat. Buku bacaan Roesdi djeung Misnem (RdM) untuk murid sekolah Sunda merupakan buku yang paling representatif menggambarkan geliat modernitas yang diusung pihak kolonial bagi pembentukan kesadaran kaum pribumi menuju manusia modern. Sejumlah teks dalam RdM mempertentangkan keyakinan-keyakinan masyarakat pribumi dengan rasionalitas yang diusung kaum kolonialis atas sejumlah peristiwa di dalamnya. Proses ini pun menyiratkan adanya negosiasi modernitas terhadap kehidupan tradisional kaum pribumi. Loomba (2003: 87) menegaskan bahwa produksi pengetahuan kolonialis dilakukan dengan pemarginalan sistem-sistem pengetahuan dan keyakinan pihak yang ditaklukkan atau juga melalui negosiasi atas gagasan-gagasan pribumi. Untuk mengungkap keberakaran dari sistem-sistem pengetahuan “modern” dalam praktik-praktik kolonial, kita harus memulai proses yang disebut Raymond Williams (Loomba, 2003: 87) sebagai proses “pencuci-belajaran” (unlearning) dengan mempertanyakan kebenaran-kebenaran yang kita terima. Wacana-wacana utama menyangkut nilai-nilai modernitas dalam RdM dapat dianggap sebagai proyek kolonialis dalam menggunakan pengetahuan lokal sekaligus menerapkan gagasan-gagasan Barat kepada kaum pribumi sebagai pihak terjajahnya. Dengan demikian, riset ini berupaya untuk mengungkap praktik pencuci-belajaran (unlearning) dalam RdM yang mampu membentuk kesadaran modernitas bagi kaum pribumi. Metode riset ini adalah metode eksploratif dengan berfokus kepada pembongkaran teks dengan mempertimbangkan hubungan-hubungan di dalamnya menyangkut kekuasaan kolonial. Buku RdM tersebut adalah lahan berharga yang perlu dijejak untuk mengungkap (1) bagaimana identitas dibentuk atau diciptakan melalui ilmu pengetahuan yang diajarkan di sekolah-sekolah bagi kaum pribumi melalui praktik unlearning, (2) bagaimana praktik unlearning dijalankan dalam spirit lokalitas pribumi, dan (3) bagaimana anak sebagai representasi pribumi diberdayakan bagi pembentukan identitas baru. Dalam kepentingan menelusuri keempat hal tersebut, menjejak RdM menjadi penting untuk memperoleh gambaran bagaimana melalui buku bacaan, modernitas berusaha dirasukkan pada kehidupan seluruh masyarakat yang dapat mengakses pendidikan kolonial.
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Kembali
Process time: 0 second(s)