Anda belum login :: 02 Jun 2025 22:13 WIB
Detail
ArtikelBahasa dan budaya dalam tradisi peutron aneuk di kota Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat (sebuah kajian antropolinguistik)  
Oleh: Suciaty, Wiwid Nofa
Jenis: Article from Proceeding
Dalam koleksi: KOLITA 15 : Konferensi Linguistik Tahunan Atma Jaya Kelima Belas, page 688-692.
Topik: Peutrön aneuk; Kearifan lokal; Antropolinguistik; Budaya Islam
Fulltext: 688-692 (Wiwid Nofa Suciaty-OK).pdf (443.57KB)
Ketersediaan
  • Perpustakaan PKBB
    • Nomor Panggil: 406 KLA 15
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 1)
    • Tandon: 1
   Reserve Lihat Detail Induk
Isi artikelPeutrön aneuk atau yang biasa disebut ‘Turun Mandi Bayi’ adalah sebuah tradisi turun-temurun yang dilakukan dan dilestarikan oleh masyarakat Aceh, khususnya di Aceh Barat. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan anak pada dunia yang berisi nasehat dan doa sebagai bekal anak saat dewasa kelak. Peutrön aneuk merupakan salah satu fenomena budaya yang dapat dikaji secara ilmiah dengan menggunakan pendekatan Antropolinguistik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji dan menganalisis data bahasa berupa simbol-simbol kebudayaan, doa dan syair yang terdapat pada ritual Peutrön aneuk dengan menggunakan teori Language Relativity yang dikemukakan oleh Sapir Whorf untuk menganalisis data bahasa dalam penelitian ini. Penelitian ini dilakukan di kota Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode Observasi dan Focus Group Discussion (FGD) bersama Ketua dan para staf Mahkamah Adat Aceh Kabupaten Aceh Barat. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa budaya islam telah mempengaruhi masyarakat di Aceh Barat sehingga menciptakan bahasa, dalam hal ini wujudnya berbentuk doa dan syair yang dilantunkan pada ritual Peutrön aneuk.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0 second(s)