Anda belum login :: 02 Jun 2025 00:35 WIB
Detail
ArtikelPerspektif dan penyesuaian bahasa oleh tuli dan dengar dalam ranah keluarga inti  
Oleh: Suwiryo, Adhika Irlang ; Putri, Innova Safitri Suprapto ; Angdika, Phieter ; Wicaksono, Arief
Jenis: Article from Proceeding
Dalam koleksi: KOLITA 15 : Konferensi Linguistik Tahunan Atma Jaya Kelima Belas, page 388-392.
Topik: bahasa isyarat; Tuli; sikap bahasa; perspektif; penyesuaian bahasa
Fulltext: 388 Adhika Irlang Suwiryo, Innova Safitri Suprapto Putri, Phieter Angdika OK.pdf (242.72KB)
Ketersediaan
  • Perpustakaan PKBB
    • Nomor Panggil: 406 KLA 15
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 1)
    • Tandon: 1
   Reserve Lihat Detail Induk
Isi artikelManusia sebagai individu pada hakikatnya beradaptasi agar bisa diterima oleh kelompoknya. Dalam situasi kebahasaan pun demikian. Hill (2012) menyatakan bahwa bahasa dominan menjadi standar dalam kelompok yang dominan. Dominasi bahasa tersebut memunculkan perspektif dari pengguna bahasa dominan terhadap bahasa yang tidak dominan atau bahkan cenderung minoritas. Perspektif tersebut juga memunculkan kebanggaan bahwa minoritas dapat menjadi bagian mayoritas. Tuli sebagai minoritas dalam masyarakat dengar menggunakan bahasa isyarat yang juga minoritas dibandingkan dengan bahasa lisan. Dominasi bahasa lisan tersebut memunculkan perspektif dari pihak mayoritas (dengar) dan pihak minoritas (Tuli). Perspektif tersebut tidak hanya terhadap bahasa lisan, tetapi juga terhadap bahasa isyarat. Penelitian ini difokuskan pada lingkup yang terkecil, yaitu keluarga inti. Sebagian besar Tuli lahir dari keluarga dengar. Dengan kata lain, informan Tuli dalam penelitian ini merupakan minoritas dalam keluarganya. Sebagai minoritas, Tuli ditekankan untuk menyesuaikan diri dengan keluarganya. Keluarga yang notabene orang dengar menggunakan bahasa lisan dalam proses komunikasi. Hal ini secara tidak langsung memengaruhi Tuli dalam pemilihan bahasa di keluarga. Di samping itu, anggota keluarga pada titik tertentu melakukan penyesuaian metode komunikasi. Berdasarkan teori Henri Tajfel (1978) tentang teori identitas sosial dan Howard Giles (1973) tentang teori akomodasi, seorang akan menyesuaikan diri dengan mitra tuturnya dalam proses komunikasi. Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan perspektif Tuli dan orang dengar terhadap kedua bahasa, bahasa isyarat dan bahasa lisan, dalam lingkup keluarga inti. Penyesuaian dari kedua belah pihak dilatarbelakangi oleh tujuan komunikasi. Penelitian ini menggunakan teknik wawancara dengan pertanyaan terbuka yang melibatkan tujuh informan Tuli dan sebelas informan dengar dari Tangerang dan Yogyakarta. Proses wawancara dibagi ke dalam dua moda komunikasi. Tujuh informan Tuli diwawancarai oleh tim peneliti Tuli, sedangkan informan dengar diwawancarai oleh tim dengar. Metode wawancara dengan pertanyaan terbuka dilakukan dengan tujuan mendapatkan informasi mendalam tentang perspektif, penyesuaian bahasa, dan hal-hal yang melatarbakangi dua aspek tersebut. Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian yang dilakukan pada 2015 dengan fokus penelitian yang berbeda, yaitu komunikasi Tuli di lingkungan masyarakat dengar.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0 second(s)