Anda belum login :: 24 Jul 2025 03:05 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Pengembnagan budaya baca melalui strategi metakognisi untuk membaca pemahaman bagi mahasiswa
Oleh:
Pranowo
Jenis:
Article from Proceeding
Dalam koleksi:
KOLITA 15 : Konferensi Linguistik Tahunan Atma Jaya Kelima Belas
,
page 272-276.
Topik:
budaya baca
;
strategi membaca
;
membaca pemahaman
Fulltext:
272 Pranowo-OK.pdf
(282.37KB)
Ketersediaan
Perpustakaan PKBB
Nomor Panggil:
406 KLA 15
Non-tandon:
1 (dapat dipinjam: 1)
Tandon:
1
Reserve
Lihat Detail Induk
Isi artikel
Realita bahwa budaya baca masyarakat Indonesia masih rendah bukan sekedar isapan jempol. Hasil sensus yang dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006 menunjukkan sebesar 85,9 persen masyarakat Indonesia memilih menonton televisi, dan hanya 23,5% suka membaca koran. Data tersebut diperkuat hasil penelitian UNESCO tahun 2012 indeks minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001 yang artinya setiap 1000 orang hanya ada 1 orang yang memiliki minat baca baik (Kompas.com, 12 April 2012). Berdasarkan data di atas, dalam rentang waktu 6 tahun (2006 – 2012) budaya baca masyarakat Indonesia tidak ada perkembangan signifikan. Berbagai usaha telah dilakukan oleh pemerintah, misalnya mengadakan gerakan membaca, menyediakan mobil perpustakaan keliling, bahkan sampai ada yang menjadi relawan dengan perahu untuk mendorong masyarakat agar gemar membaca. Namun hasilnya tetap nihil. Pada tahun 2015 hasil kajian Perpustakaan Nasional menunjukkan bahwa minat baca masyarakat masih ada pada angka 25,1 atau kategori rendah," Rendahnya kondisi budaya baca, jika dilihat dari usaha yang dilakukan oleh pemerintah atau relawan memang belum menyentuh akar masalahnya. Akar masalah rendahnya budaya baca disebabkan oleh para mahasiswa calon guru yang belum memiliki budaya baca baik. Ketika masih memiliki cukup waktu saja belum memiliki budaya baca yang baik, apa lagi setelah mereka bekerja menjadi guru. Guru yang disibukkan dengan tugas mengajar dan tugas administratif semakin tidak memiliki waktu untuk membaca. Dengan demikian, guru yang tidak memiliki budaya baca akan berpengaruh besar terhadap rendahnya budaya baca siswa. Menumbuhkan budaya baca tidak cukup hanya dilakukan dengan cara menyediakan bahan bacaan di perpustakaan atau melalui acara seremonial, seperti pencanangan gerakan membaca. Kegiatan membaca memang merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa. Namun, keterampilan membaca tidak seperti jenis keterampilan phisik yang lain. Jika keterampilan membaca pada tahap pemula, gerakan yang bersifat massif masih dapat dilakukan. Namun, jika yang dimaksud adalah budaya baca untuk menyerap informasi yang mengandung ilmu pengetahuan dan teknologi, gerakan massif untuk menumbuhkan budaya baca rasanya “jauh panggang dari api”. Untuk menumbuhkan budaya baca harus dipilih strategi yang tepat sesuai dengan jenis membaca yang akan dikuasai, serta sasaran yang ingin dituju. Berkaitan dengan itu, makalah ini membatasi diri pada strategi yang akan diterapkan pada mahasiswa untuk menguasai jenis membaca pemahaman. Oleh karena itu, permasalahan yang akan dibahas adalah “bagaimana strategi mengembangkan budaya baca mahasiswa melalui membaca pemahaman?”.
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Kembali
Process time: 0 second(s)