Anda belum login :: 02 Jun 2025 22:03 WIB
Detail
ArtikelOn the semantic properties of modal verbs in English past expressions  
Oleh: Akoli, Marcelinus Yeri Fernandez ; Bora, Dewi Inna Natalia Bili
Jenis: Article from Proceeding
Dalam koleksi: KOLITA 15 : Konferensi Linguistik Tahunan Atma Jaya Kelima Belas, page 115-119.
Topik: modal verba; ciri-ciri semantis; kalimat lampau bahadsa Inggris
Fulltext: 115-119 (Marcelinus Yeri Fernandez Akoli, Dewi Inna Natalia Bili Bora-OK).pdf (462.95KB)
Ketersediaan
  • Perpustakaan PKBB
    • Nomor Panggil: 406 KLA 15
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 1)
    • Tandon: 1
   Reserve Lihat Detail Induk
Isi artikelTulisan ini mendeskripsikan properti-properti semantis Modal Verba dalam ekspresi masa lampau bahasa Inggris. Terdapat dua pertanyaan yang digunakan untuk menggali topik tersebut ; (1). Bagaimana kita dapat menjelaskan hubungan struktural diantara Modal Verba dan Bentuk Present Perfect dalam konstruksi masa lampau bahasa Inggris ? (2). Bagaimana modal verba bertingkah-laku secara semantis dalam kalimat-kalimat masa lampau bahasa Inggris ? Kalimat-kalimat masa lampau bahasa Inggris tersebut misalnya : She must have studied Math. She may have studied Math. She might have studied Math. She could have studied Math. She should have studied Math. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan properti-properti semantik modal verba ketika kata-kata gramatikal tersebut berinteraksi dengan bentuk Present Perfect didalam kalimat lampau. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif-kualitatif dengan teknik kajian kepusatakaan. Data dalam riset ini diperoleh dari Azar (1989) dan Murphy (1985). Dalam menganalisa data, penulis menggunakan beberapa teori tata bahasa mengenai modal kata kerja yang diberikan oleh Bybee (1995), Michaelis (1994), Palmer (2001) dan Radden & Dirven (2007). Hasil menunjukkan bahwa identitas masa lampau dari ekspresi masa lampau bahasa Inggris ditentukan oleh penanda Present Perfect ‘To Have’. Karena itulah status gramatikal dari modal tersebut dalam struktur masa lampau ini menjadi nol dan dianggap ‘tak ber-tense’. Lebih daripada itu, ciri-ciri semantik modal verba terlihat bervariasi karena hampir semua modal verba cenderung untuk meninggalkan atau mempertahankan makna dasar mereka. Untuk alasan ini, beberapa modal seperti ‘could’ dan ‘should’ dalam konstruksi masa lampau menyatakan dirinya secara lebih polimorfemik ketimbang modal-modal yang lain. Buktinya, ‘could’ dapat menyatakan tiga makna yang mungkin, yaitu, memberikan saran, menyatakan derajat kepastian dan ketidakmungkinan. Juga, ‘should’ secara jelas dapat menyatakan dua makna yang berbeda, yaitu, memberikan saran dan menyatakan derajat kepastian. Oleh karena fungsi-fungsi semantik ini, modal-modal verba pada kalimat lampau kemudian menjadi ambigu secara sematis. Dalam evaluasi kami, sebuah rumusan aturan dapat digambarkan mengenai hubungan diantara polisemi dan ambiguitas semantis dari modal-modal verba tersebut. Bahwa ‘semakin polisemik sebuah modal verba didalam kalimat masa lampau bahasa Inggris, semakin ambigu pula makna modal tersebut secara semantis’. Senada pula, ‘semakin kurang derajat polisemi suatu modal verba, maka semakin kurang ambigu pula makna modal verba tersebut, meskipun modal tersebut masih mempertahankan ciri ambigu karena makna dari modal tersebut terlah bergeser kedalam makna yang baru yang secara total berbeda dari makna dasarnya. Jika kita memahami istilah ‘IDIOM’ sebagai ‘sebuah kelompok kata-kata dalam sebuah urutan yang tetap yang memiliki sebuah makna khusus yang berbeda dari makna setiap kata pembentuknya’, maka kemudian modal verba ini juga bisa dianggap sebagai sebuah idiom, atau yang lebih tepat disebut ‘idiom gramatikal’. Untuk menguasai atau menggunakan modal-nodal verba ini secara tepat dalam kalimat lampau bahasa Inggris, dibutuhkan pembelajaran atau sekurang-kurangnya pemahaman yang berasal dari konteks dekat secara pragmatis.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.015625 second(s)