Anda belum login :: 02 Jun 2025 22:00 WIB
Detail
ArtikelKritik dalam bahasa Makassar dan dampaknya terhadap penggunaan bahasa Indonesia  
Oleh: Amir, Johar ; Dalle, Ambo
Jenis: Article from Proceeding
Dalam koleksi: KOLITA 15 : Konferensi Linguistik Tahunan Atma Jaya Kelima Belas, page 52-56.
Topik: klitika; bahasa Makassar; dampak; dan bahasa Indonesia
Fulltext: 52-56 (Johar Amir, Ambo Dalle - OK).pdf (371.36KB)
Ketersediaan
  • Perpustakaan PKBB
    • Nomor Panggil: 406 KLA 15
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 1)
    • Tandon: 1
   Reserve Lihat Detail Induk
Isi artikelPenulis dalam penelitian ini menguraikan klitika dalam bahasa Makassar. Hal ini penting dilakukan karena bahasa Makassar merupakan aset budaya regional dan nasional yang perlu dijaga kelestariannya. Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan jenis dan fungsi klitika dalam bahasa Makassar; dan (2) mendeskripsikan dampak penggunaan bahasa Makassar terhadap penggunaan bahasa Indonesia. Data dalam penelitian ini berupa kata, frasa, dan kalimat-kalimat yang terdapat klitika di dalamnya. Sumber data dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berdomisili di Kabupaten Gowa dan buku cerita berbahasa Makassar. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik rekam, teknik simak libat cakap, teknik dokumentasi, dan teknik catat. Data yang terkumpul dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan metode padan dan aneka tekniknya yang disesuaikan dengan karakter data yang telah diperoleh di lapangan. Teknik analisis data yang digunakan berupa teknik dasar teknik pilihan unsur penentu atau teknik PUP dan teknik lanjutan teknik hubung banding membedakan atau teknik HBB, melalui pembedahan data yang tersedia digunakan untuk tujuan penelitian (Sudaryanto, 1993: 27). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa klitika terdiri atas dua bentuk yaitu proklitik dan enklitik. Proklitik meliputi na-, ku-, nu-, dan ni. Contoh: nallei (ambil bentuk aktif), kucinik (kulihat), nuboya (kaucari), dan nisare (diberi). Proklitik tersebut berfungsi sebagai pemarkah personal. Enklitik meliputi –mi, -ji, -ki, -pa, -pi, -ta, dan –na. Contoh: passammi (biarlah); sengkaki (mari singgah); battuji (datang); tenapa (belum); kuballipi (saya beli bersyarat); bokbotta (bukumu); cappakna (ujungnya); dan sapatunna (sepatunya). Bentuk enklitik tersebut dalam bahasa Makassar berfungsi sebagai penjelas dan penanda personal. Bentuk-bentuk klitika dalam bahasa Makassar digunakan dalam interaksi sosial dalam masyarakat Makassar. Namun, bentuk-bentuk klitika tersebut berpotensi berdampak negatif (terjadi interferensi) dalam penggunaan bahasa Indonesia seperti singgahki di rumah, biarmi begitu, tungguka dulu, bukuta, kubelipi, datangji, dll.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.015625 second(s)