Anda belum login :: 12 Jun 2025 16:38 WIB
Detail
ArtikelPergeseran Bahasa Luang (Literi Lgona) Pada Tataran Kata  
Oleh: Karuna, Kalvin
Jenis: Article from Proceeding
Dalam koleksi: KOLITA 14 : Konferensi Linguistik Tahunan Atma Jaya Keempat Belas, page 494-498.
Topik: Pergeseran bahasa; Tataran kata
Fulltext: hal 494-498.pdf (18.75MB)
Ketersediaan
  • Perpustakaan PKBB
    • Nomor Panggil: 406 KLA 14
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 1)
    • Tandon: 1
   Reserve Lihat Detail Induk
Isi artikelBahasa daerah sebagai warisan leluhur tidak hanya menjadi pemersatu tetapi juga sekaligus menjadi identitas suku atau masyarakat pemakainya. Salah satu bahasa daerah yang ada di Maluku adalah bahasa Luang (Lteri Lgona) dengan jumlah pemakai bahasa tersebut 24.000 orang, (Atlas Bahasa Tanah Maluku; 1996:111). Walaupun demikian keberadaan bahasa tersebut cukup mencemaskan karena adanya fenomena-fenomena pergeseran yang dapat merujung pada kepunahan. Oleh karena itu dirasakan perlu dilakukan penelitian sebagai upaya mencegah kepunahan bahasa tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan data tentang pergeseran bahasa Luang pada tataran kata, serta faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pergeseran tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskrisptif, dengan fokus utamanya bahasa dalam lingkup mata pencaharian dan subfokusnya adalah (a) kata-kata yang berkaitan dengan peralatan nelayan, (b) alat trasportasi tradisional, (c) nama-nama ikan di pesisir pantai. Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri. Data diperoleh dengan teknik observasi partisipan dan wawancara tak terstruktur. Sumber data penelitian tersebut adalah remaja usia 15-17 yang lahir dan besar di pulau Luang. Pengujian keabsahan data penelitian dilakukan melalui proses validasi yang melibatkan orang-orang tua yang masih fasih menggunakan bahasa tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) bahasa Luang secara leksikal sedang mengalami pergeseran yang sangat signifikan tetapi tidak disadari oleh masyarakat Luang pemakai bahasa tersebut. Kesimpulan tersebut didasarkan atas kenyataan bahwa sebagaian besar responden tidak dapat menyebutkan nama bagian-bagian alat tangkap ikan tradisional, bagian-bagian alat transportasi (bero/loi) yang telah digunakan secara turun temurun bahkan nama-nama ikan di pesisir pantai sekalipun telah dilupakan. (2) Pergeseran tersebut diakibatkan oleh pergeseran mata pencaharian, dari nelayan pemanah ikan menjadi nelayan budi daya rumput laut. Dalam konteks ini peralatan "panah ikan" (Poka) tidak lagi digunakan sehingga kata-kata bahasa Luang yang berkaitan dengan peralatan tersebut secara perlahan terendap dan dapat mengalami kepunahan, (3) adanya perubahan perilaku masyarakat terhadap bahasa Luang juga diakibatkan oleh peningkatan ekonomi masyarakat sehingga mampu membeli alat trasnportasi yang lebih modern. Sejalan dengan perubahan tersebut, kini muncul istilah-istilah baru yang berkaitan dengan alat-alat transportasi modern, misalnya: Bero/Loi = Perahu bercadik yang telah digunakan secara turun temurun, kini praktis tidak digunakan tetapi muncul istilah "jolor" sebutan baru bagi alat transport yang lebih modern karena menggunakan mesin penggerak. (Kata "jolor" tidak pernah ada sebelumnya dalam bahasa Luang).
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.015625 second(s)