Anda belum login :: 04 Jun 2025 06:25 WIB
Detail
ArtikelPemberitaan Koran JP Tentang Penerapan Syariah Islam di Aceh: Suatu Analisis Wacana  
Oleh: Nuryadi
Jenis: Article from Proceeding
Dalam koleksi: KOLITA 14 : Konferensi Linguistik Tahunan Atma Jaya Keempat Belas, page 271-275.
Topik: Analisis wacana kritis; Struktur makro; Superstruktur; Strukturmikro; Tematik; Skematik
Fulltext: hal 271-275.pdf (18.75MB)
Ketersediaan
  • Perpustakaan PKBB
    • Nomor Panggil: 406 KLA 14
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 1)
    • Tandon: 1
   Reserve Lihat Detail Induk
Isi artikelPenelitian ini menganalisis pandangan Koran The Jakarta Post mengenai pemberlakukan Undang-Undang No. 11 tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (UUPA). Melalui UUPA, Pemerintahan Aceh diberi wewenang dan otonomi luas di bidang hukum Islam. Wewenang itu tidak hanya mengurusi masalah ibadah, ahwal syakhsiyah (hukum), dan muamalah (kemasyarakatan) tetapi juga mengurusi hukum pidana (jinayat). Penerapan syariat Islam di Aceh menimbulkan kontroversi karena dipandang bertentangan dengan konsep Negara bangsa (nation state) dan kebhinekaan yang dianut Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif artinya penelitian ini bertujuan mengungkap dan memberi gambaran atau deskripsi mengenai pemberitaan Koran The Jakarta Post tentang penerapan syariat Islam di Aceh melalui terbitnya perda syariah. Setelah UUPA diberlakukan, pemerintah mengeluarkan peraturan daerah yang bertujuan mengatur ketertiban masyarakat berdasarkan pada status Aceh sebagai daerah istimewa dengan nilai-nilai Islam. Data yang dianalisis adalah lima artikel Koran The Jakarta Post yang mengulas seputar penerapan perda syariah. Kelima artikel tersebut berjudul (1) Aceh fully enforces sharia; (2) Aceh mulls sharia for non-Muslims; (3) Sharia for non-Muslims: Between respect and coercion; (4) Aceh women, activists slam latest sharia-based regulations; (5) Aceh Rape Victim to Be Caned, Shariah Official Insists. Data dianalisis menggunakan teori Analisis Wacana Kritis dari Teun A van Dijk. Menurut Teun A van Dijk, teks terdiri dari tiga bagian yaitu struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro. Struktur makro merupakan makna global sebuah teks yang dapat dipahami melalui topiknya. Topik wacana direpresentasikan kedalam satu atau beberapa kalimat yang merupakan gagasan utama atau ide pokok wacana. Van Dijk menyebut topic sebagai struktur makro makna. Hal tersebut karena ketika berbicara mengenai topik atau tema dalam teks, kita akan berhadapan dengan makna dan referensi atau acuan. Superstruktur merupakan struktur yang digunakan untuk mendeskripsikan skema, yang mana topik atau isi global berita diselipkan. Superstruktur ini mengorganisasikan topik dengan cara menyusun kalimat atau unit-unit berita berdasarkan urutan atau hierarki yang diinginkan. Menurut van Dijk, superstruktur merupakan sejumlah kategori skema berita atau bagian-bagian yang membangun skema sebuah berita yaitu summary dan story. Summary terdiri atas headline dan lead. Headline mendefinisikan sebuah urutan tertentu di dalam berita dimana topik global diselipkan. Lead merupakan paragraf pembuka dari sebuah berita yang biasanya mengandung kepentingan lebih tinggi. Struktur ini sangat tergantung pada ideologi penulis terhadap peristiwa. Berdasarkan hasil analisis, Koran The Jakarta Post menolak penerapan syariat Islam di Aceh. Hal itu dilakukan dengan membangun tema atau makna yang merujuk pada penolakan perda syariah, dengan memanfaatkan elemen wacana yang meliputi pemanfaatan judul, pengembangan tema, pengembangan pola urutan, pemanfaatan aspek sintaksis, semantis, serta pengembangan aspek retoris.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.046875 second(s)