Anda belum login :: 24 Apr 2025 10:40 WIB
Detail
ArtikelJenis Femina yang Bersifat Sima'i (Common Usage) Dalam Nomina Bahasa Arab: Analisis Morfologi  
Oleh: Anis, Muhammad Yunus
Jenis: Article from Proceeding
Dalam koleksi: KOLITA 14 : Konferensi Linguistik Tahunan Atma Jaya Keempat Belas, page 227-230.
Topik: Femina; Nomina; Sima'i (common usage); Morfologi; Pembentukan nomina
Fulltext: hal 227-230.pdf (18.75MB)
Ketersediaan
  • Perpustakaan PKBB
    • Nomor Panggil: 406 KLA 14
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 1)
    • Tandon: 1
   Reserve Lihat Detail Induk
Isi artikelNomina dalam bahasa Arab berdasarkan gendernya dibagi menjadi dua yaitu mudzakkar (maskula) dan muannast (femina). Namun bentuk mudzakkar dianggap sebagai bentuk asli dalam bahasa Arab. Ada beberapa nomina berjenis femina yang hanya diketahui oleh penutur asli bahasa Arab (sima’i) dan terbebas dari penanda-penanda femina, hal ini mengakibatkan para pembelajar bahasa Arab mengalami kesulitan dalam menentukan jenis nomina tersebut yang berbentuk maskula namun bermakna femina. Selama ini kita telah memahami bahwa kata /al-ummu/ yang berarti ‘ibu’ adalah bentuk femina/ muannast dalam bahasa Arab dan kata /al-abbu/ yang berarti ‘ayah’ adalah bentuk maskula/ mudzakkar. Lalu kenapa kata /asy-syamsu/ yang berarti ‘matahari’ tergolong dalam bentuk femina, padahal tidak memiliki penanda femina, sedangkan kata /al-qamaru/ yang berarti ‘bulan’ termasuk dalam bentuk maskula dalam bahasa Arab. Penanda atau pemarkah femina dalam bahasa Arab merupakan sebuah penanda yang berada di akhir setiap nomina sebagai pembeda antara bentuk maskula dan femina. Oleh sebab itulah, pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa bentuk femina adalah kata-kata yang memiliki penanda femina dan bentuk maskula adalah kata-kata yang kosong dari penanda femina tersebut. Namun hal ini tidaklah mutlak adanya. Masih ada beberapa permasalahan lainnya, yaitu: penanda-penanda yang berupa rumus atau pola dalam banyak nomina bahasa Arab yang tidak memilki efek dalam penentuan jenis nomina tertentu. Penanda bentuk femina yang paling penting dalam bahasa Arab adalah ta>’ , alif mamdudah, dan alif maqsurah, keseluruhan tanda tersebut berada di akhir nomina. Permasalahan bentuk femina dan maskula dalam bahasa Arab ini mengalami proses percampuran atau pengrusakan oleh cacatnya hubungan logis antara ‘kata’ sebagai simbol dan ‘referen' bentuk nyata dari kata tersebut. Hal ini disebabkan oleh masih tersisa adanya dialek-dialek pada masa kuno bahasa Arab. Permasalahan mengenai bentuk maskula dan femina ini telah mendapatkan perhatian yang cukup besar dari para ahli dan peneliti bahasa Arab pada umumnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kaidah pembentukan nomina femina yang bersifat konvensional atau sima’i (common usage) tersebut. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk mendeskripsikan jenis-jenis nomina secara morfologis yang dapat dibentuk menjadi nomina berjenis femina. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah nomina-nomina femina yang ada dalam Kamus Muannast Sima’i karya Qanibiy (1987). Metode yang digunakan untuk mengurai masalah dalam penelitian ini adalah metode distribusional dengan memanfaatkan teknik dasar bagi unsur langsung dan beberapa teknik lanjutan seperti teknik lesap dan teknik balik. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pembentukan nomina femina dalam bahasa Arab secara morfologis memiliki pola-pola tertentu yang sejatinya menjadi pemarkah untuk jenis femina itu sendiri.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0 second(s)