Anda belum login :: 16 Apr 2025 22:55 WIB
Detail
ArtikelGagasan Aceh Baru: Pembentukan Identitas Aceh dari dalam Reaktualisasi Ruang Publik Bagi Aksi Pengelolaan Kearifan Lokal Pasca-Konflik dan Tsunami  
Oleh: Mujib, Ibnu ; Abdullah, Irwan ; Nugroho, Heru
Jenis: Article from Journal - ilmiah nasional - terakreditasi DIKTI - non-atma jaya
Dalam koleksi: Jurnal Kawistara: Jurnal Sosial dan Humaniora vol. 04 no. 01 (Apr. 2014), page 49-62.
Topik: Identitas Aceh; Ruang sosial; Kearifan lokal; Kebangkitan Aceh; Dialog dan negosiasi; Acehnese identity; social space; local wisdom; Aceh revival; dialogue and negotiation
Fulltext: KK304904012014.pdf (265.12KB)
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: KK30
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Isi artikelPaper ini mempertanyakan tentang wujud Aceh baru yang menjadi inspirasi kebangkitan lokal di Aceh. Dua hal penting yang akan mendukung tesis bagaimana gagasan Aceh baru/kebangkitan Aceh dirumuskan dari dalam. Setidaknya penguatan ruang publik sebagai basis pengelolaan kearifan lokal menjadi wacana penting dalam mengukur indikator berlangsungnya kebangkitan lokal di Aceh. Selain itu, proses pembentukan identitas keacehan juga menjadi salah satu pertanyaan penulisan paper ini, di mana praktinya telah menandai ujung dari kebangkitan lokal yang sedang dirumuskan di Aceh. Oleh karena itu, proses-proses dialog, maupun negosiasi seperti apa yang berkembang di Aceh akan dibahas dalam penulisan ini. Studi ini menunjukkan bahwa reaktualisasi ruang-ruang publik yang selama ini tenggelam oleh karena konflik dan tsunami, kini dibangkitkan kembali untuk menghidupkan basis-basis sosial yang telah hilang dan bahkan mengabur. Kearifan lokal wacananya sudah sampai penerapan kebijakan melalui qonun sebagai bentuk pemeliharaan warisan intelektual Aceh yang harus terus dihidupkan dan diimplementasikan. Kesadaran komunal yang dibangun oleh banyak aktor ini faktanya telah terintegrasi melalui berbagai bentuk dialog dan negosiasi yang panjang. Sehingga tidak heran jika belakangan ini di meunasah-meunasah, aktivitas-aktivitas gampong, menghidupkan mesjid sebagai pusat kajian islam, bahkan warung kopi pun menentukan arah identitas keacehan yang sedang dibangun, terutama sebagai gagasan aceh bangkit.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0 second(s)