Angiotensin II di perbenihan Adiposit yang di pajan Glukosa Glukosa Tinggi  

Oleh:

Firani, Novi Khila

Jenis: Article from Journal - ilmiah nasional - terakreditasi DIKTI
Dalam koleksi: Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory vol. 19 no. 03 (Jul. 2013), page 185-189.
Topik: Angiotensin II; perbenihan adiposit; pajanan glukosa tinggi

Ketersediaan

Perpustakaan FK Nomor Panggil: I01.K Non-tandon: 2 (dapat dipinjam: 0) Tandon: tidak ada

Lihat Detail Induk

Isi artikel

Obesitas abdominal berhubungan erat dengan terjadinya gejala metabolik. Pada patomekanisme gejala metabolik, penimbunan lemak (adiposit) berperan penting sebagai organ metabolik endokrin yang aktif. Pelaksanaannya melalui sekresi berbagai: hormon, enzim, sitokin, dan komponen yang berperan dalam sistem renin angiotensin (RAS). Salah satu mekanisme yang menghubungkan terjadinya tekanan darah tinggi pada kegemukan adalah melalui peningkatan aktifitas RAS. Angiotensin II merupakan efektor utama untuk terjadinya tekanan darah tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pajanan glukosa yang meninggi terhadap sekresi angiotensin II di perbenihan adiposit dalam rongga perut (viseral). Perbenihan adiposit dari jaringan lemak (adiposa) viseral tikus dipajan glukosa dengan kepekatan 5 mM (sebagai kondisi fisiologis), 11 mM dan 25 mM sebagai kondisi glukosa yang tinggi. Pengukuran kadar angiotensin II yang disekresikan di medium perbenihan dilakukan dengan metode ELISA. Rerata (SD) kadar angiotensin II adalah 56,4 (4,28), 66,05 (2,24), dan 69,22 (3,49) ng/mL secara berturutan di perbenihan adiposit yang dipajan glukosa 5 mM, 11 mM dan 25 mM. Pajanan glukosa yang tinggi dapat meningkatkan sekresi angiotensin II secara bermakna di perbenihan adiposit. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi kelebihan gula darah (hiperglikemia) berpengaruh terhadap tidak berfungsinya adiposit, yang berperan dalam patomekanisme gejala metabolik.

Opini Anda

Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali