Perkembangan Perundingan RCEP Dan Peran Bank Indonesia  

Oleh:

Nugroho, Ahmad Adi

Jenis: Article from Bulletin/Magazine
Dalam koleksi: Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerjasama International no. 2 (2015), page 97 - 103.
Topik: RCEP; Regional Comprehenship Pathnership; Free Trade Arragement; Trend Integration Regional America - Europa; Comprehensive Economic Pathnership (CEPA)
Fulltext: pp2897II15.pdf (131.07KB)

Ketersediaan

Perpustakaan Pusat (Semanggi) Nomor Panggil: PP28 Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0) Tandon: tidak ada

Lihat Detail Induk

Isi artikel

Perundingan WTO belum konklusif dalam memformulasikan aturan perdagangan multilateral dalam putaran Doha. Di saat yang sama, banyak negara dituntut untuk dapat meningkatkan nilai perdagangannya. Muncul nya fenomena regi onal i sasi dan mega-regionalisasi adalah keniscayaan akibat kebutuhan negara-negara mencari peluang perdagangan baru yang lebih dari apa yang difasilitasi WTO (WTO-plus). Forum TransPacific Partnership (TPP), Transatlantic Trade and Investment Partnership (TTIP) dan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) menjadi beberapa contoh mega-regional yang tumbuh. I ndone s i a s e ba ga i pe ngga ga s perundingan RCEP berharap bahwa RCEP dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi perekonomian nasional. Sebagaimana amanat Nawa Ci ta, perundi ngan RCEP diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat, daya saing produk di pasar internasional, dan kemandirian ekonomi. Sebagai pihak yang terlibat dalam perundingan RCEP, Bank Indonesia perlu memast i kan ber gul i r nya per undi ngan perdagangan internasional yang diikuti selaras dengan visi pencapaian stabilitas moneter, sistem keuangan, dan sistem pembayaran. Dalam hal ini, ruang kebijakan (policy space) bagi BI dalam menciptakan stabilitas tersebut tetap perlu terjaga seiring dengan upaya peningkatan perdagangan melalui jalinan kerja sama RCEP.

Opini Anda

Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali