Anda belum login :: 16 Apr 2025 10:04 WIB
Detail
ArtikelRadio: Media yang Terlupakan Sebagai Pelestari dan Pengembang Sastra Jawa (Studi Kasus di RRI Yogyakarta)  
Oleh: Sudarmanto, A.
Jenis: Article from Proceeding
Dalam koleksi: Proseding pembinaan dan pengajaran: kongres bahasa Jawa ke-3 2001, page 343-358.
Ketersediaan
  • Perpustakaan PKBB
    • Nomor Panggil: 499.22022 TIM p
    • Non-tandon: 2 (dapat dipinjam: 1)
    • Tandon: tidak ada
   Reserve Lihat Detail Induk
Isi artikelSastra Jawa Radio memiliki ciri yang khas sesuai dengan karakter medianya sebagai media dengar. Sebagai sastra dengar sastra Jawa radio di Indonesia dikumandangkan tidak lama setelah kelahiran SRV (Solose Radio Vereneging) tahun 1933. Sejak SRV sampai RRI (Radio Republik Indonesia), media dengar ini dengan setia menyiarkan kethoprak, wayang, serta kesenian tradisional lainnya. Salah satu prototipe sastra Jawa dalam bentuknya yang khas adalah sandiwara radio daerah (SRD) yang diperkenalkan pada tahun 1963. SRD menampung semua unsur seni yang dikategorikan sebagai sastra Jawa radio. Sebagai seni pertunjukan dengar dengan media radio hasil teknologi modern, sastra radio harus mengikuti kredo seni modern. Di lain pihak sastra Jawa radio merupakan penyajian seni tradisional yang berorientasi pad apakem. Oleh karena itu upaya kompromi untuk memadukan yang modern dan tradisional terus menerus dilakukan. Dengan berbagai fenomena tersebut serta mengingat puncak-puncak kejayaan sastra Jawa radio, sayang sekali jika salah satu genre sastra Jawa di tanah air ini kurang menarik minat para pengamat dan peneliti, seolah terlupakan sebagai pelestari dan pengembang sastra Jawa.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0 second(s)