Anda belum login :: 16 Apr 2025 10:05 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Ngopeni, Ngrembakakaken, Dalah Pamulangipun Basa Jawi
Oleh:
W, Haryana H.
Jenis:
Article from Proceeding
Dalam koleksi:
Proseding pembinaan dan pengajaran: kongres bahasa Jawa ke-3 2001
,
page 125-137.
Ketersediaan
Perpustakaan PKBB
Nomor Panggil:
499.22022 TIM p
Non-tandon:
2 (dapat dipinjam: 1)
Tandon:
tidak ada
Reserve
Lihat Detail Induk
Isi artikel
Di dalam praktek pengajaran bahasa Jawa, para siswa selain diajarkan untuk mengetahui kosa kata Jawa: Ngoko, Krama, Krama Inggil, juga diprioritaskan untuk menerapkan unggah-ungguh bahasa yang benar dan masalah itu benar-benar sangat diutamakan. Praktek, bagi para siswa mulai dari berceria tentang ringkasan pelajaran, berdialog menggunakan bahas ngoko, kemudian berbahasa krama dengan kalimat yang benar. Untuk menguasai bangyaknya kosa kata, sewaktu-waktu menambah kata-kata ngoko, krama, krama inggil yang dipakai sehari-hari. Masalah itu harus dibiasakan oleh anak mulai dari TK, SLTA, sehingga dengan demikian siswa di perguruan tinggi sudah banyak memperoleh bekal. Selain itu di TK, SD juga harus diperkenalkan lagu-lagu dolanan, mulai di SD diajarkan tembang macapat dari yang mudah, dengan tujuan sampai di kelas 6 sudah menguasai semua. Ketika di SLTP tinggal membenahi dan menambah makna tentang tembang dan asal-usul sumbernya, Bahkan dapat dipilihkan tembang yang banyak mengandung nasihat budi pekerti. Nama-nama tumbuhan, tembang, bunga, hewan, ikan, anak-anak hewan, buah-buahan, daun yang mempunyai nama juga perlu diperkenalkan. Pelajaran di SLTA siswa tinggal mengembangkan masalah yang telah diajarkan sebelumnya. Mulai di TK, SD, SLTP, SLTA siswa dididik untuk berani menggunakan bahasa Jawa,lebih-lebih yang berbentuk bahasa krama. Juga dibiakan untuk selalu mengikuti sayembara berbahasa Jawa, seperti membaca geguritan, cerita pendek, dongeng, menulis Jawa, mengarang dan krawitan. Dengan demikian para siswa terbiasa dengan persoalan bahasa Jawa. Para orang tua di rumah juga harus memberikan dukungan kepada siswa untuk menggunakan bahasa Jawa semampunya. Di perguruan tinggi, para mahasiswa harus meguasai ilmu sekaligus filologinya. Selain itu juga dididik untuk dapat meneliti mulai teks, kritik, sampai uraiannya. Demikian juga tentang sarat atau naskah aksara Jawa sudah tidak menjadi masalah. Berbagai cara untuk melestarikan, memelihara, dan mengembangkan, seperti mengadakan sarahan bhasa, sastra, dan budaya Jawa, sarasehan macapatan, yang di wilayah DIY sudah menyebar di tingkat kodya sampai pendusunan. Di Depdiknas berupa penataran guru-guru SD, SLTP sepropinsi yang menjadi wilayah antar kabupaten. Di perkumpulan-perkumpulan berupa arisan diharapkan menggunakan bahasa Jawa, krusus-kursus macapatan, pamedhar sabda, karawitan. Di lembaga pendidikan SLTA (A-4), Fakultas Sastra Jurusan/Program Studi Bahasa Jawa, apabila mengadakan pertemuan diharapkan untuk menggunakan bhasa Jawa krama, dengan demikian bahasa Jawa akan hidup lestari dan berkembang.
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Kembali
Process time: 0.015625 second(s)