Anda belum login :: 15 Apr 2025 13:40 WIB
Detail
ArtikelBenang Kusut Pengelolaan Beras  
Oleh: Alami, Ade Faizal ; Kumalasari, Fitri ; Agustinus, Michael ; Adhiningrat, Hidayat
Jenis: Article from Bulletin/Magazine
Dalam koleksi: Gatra vol. 21 no. 18 (Mar. 2015), page 16-17.
Topik: Benang kusut Pengelolaan Beras; Surat Permintaan Alokasi; Pasokan Beras Duafa;
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: GG5
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0)
    • Tandon: tidak ada
    Lihat Detail Induk
Isi artikelMenteri Perdagangan Rachmad Gobel menduga ada permainan mafia dalam lonjakan herga beras nasional. Sementara itu Presiden Joko Widodo di sela blusukan ke pasar pagi Rawamangun, Jakarta Timur, menduga para pemain ini berupaya agar pemerintah mengeluarkan kebijakan impor beras. Kecurigaan pemerintah bukan tanpa alasan. Pasalnya, menurut data Kementerian Pertanian, pasokan beras masih terjaga. Dugaan itu dibantah Ketua Umum Persatuan Penggilingan Padi dan pengusaha beras Indonesia (Perpadi), Sutarto Alimoeso. Ia menilai situasi ini murni karena kekurangan pasokan beras. Menurut Sutarto, tidak masuk akal bila pedagang menimbun stok beras saat ini. Senada dengan sutarto, Direktur Pelayanan Publik Bulog, Sri Lely Pelitasari subekti, juga mengemukakan bahwa melejitnya harga beras lantaran berkurangnya pasok dipasaran. Saban bulan, pemerintah menggelotorkan 232.000 ton raksin untuk 15,5 juta rumah tangga sasaran (RTS). Jumlah itu setara dengan 8,93% kebutuhan beras nasional perbulan. Wakil Presiden Jusuf Kalla memerintahkan Bulog agar menggelontorkan 300.000 ton raskin. Namun, lembaga itu tidak serta -merta mengosongkan gudang. berdasarkan pedoman umum, beras untuk kaum duafa itu baru bisa disalurkan jika ada surat permintaan alokasi (SPA) dari pemerintah daerah.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.015625 second(s)