| PT Puncak Menara Hijau Mas menjalankan kebijakan piutang dagangnya dengan didasarkan pada tiga faktor, yaitu : standar kredit, persyaratan kredit, dan kebijakan penagihan. Dalam penetapan standar kredit, limitnya tidak ditentukan secara pasti. Besar kecilnya kredit yang diberikan tergantung dari frekuensi pembelian yang dilakukan pelanggan dan kelancaran pembayaran atas hutangnya. Sedangkan dalam persyaratan kredit, perusahaan memberikan jangka waktu kredit paling lama 60 hari dari tanggal faktur untuk tahun 1995, 1996, dan 1998 sedangkan untuk tahun 1997, jangka waktu kredit paling lama 90 hari dari tanggal faktur. Perusahaan tidak memberikan potongan untuk pembayaran yang kurang dari 60 atau 90 hari tersebut. Kemudian untuk kebijakan penagihan, tugas ini diserahkan pada kantor pemasaran perusahaan di Jakarta. Kebijakan piutang dagang yang dilakukan oleh perusahaan memberi pengaruh terhadap jumlah piutang dagangnya. Dengan memperlunak persyaratan kreditnya, jumlah piutang dagang perusahaan semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang diperoleh penulis antara tahun 1995-1998 menunjukkan bahvva jumlah piutang dagang pada tahun 1996 naik sebesar 15,72 X dan tahun 1995. Kebijakan piutang dagang perusahaan juga berpengaruh terhadap tingkat likuiditas dan rentabilitasnya yang mana dalam hal ini dapat dilihat dari analisa korelasi. Dari analisa korelasi antara Receivable turnover dengan likuiditas diperoleh hasil sebesar 0,8438 untuk Current Ratio dan -0,0020 untuk Quick Ratio. Kemudian untuk analisa korelasi antara Receivable Turnover dengan tingkat rentabilitas diperoleh hasil 0,0668 untuk ROS, 0,9755 untuk ROI, dan 0,3582 untuk ROE. Kebijakan piutang dagang yang dilaksanakan oleh PT Puncak Menara Hijau Mas mengakibatkan turunnya tingkat likuiditas perusahaan dari tahun ke tahun, sebaliknya menaikkan tingkat rentabilitasnya. |