Anda belum login :: 01 Jun 2025 17:35 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Dari Cicalengka ke Cililitan: Kajian Etnolinguistik Terhadap Ciri Hidrografis Pada Sistem Toponimi Sunda
Oleh:
Zifana, Mahardhika
;
Fasya, Mahmud
;
Kosasih, Dede
Jenis:
Article from Proceeding
Dalam koleksi:
KOLITA 13 : Konferensi Linguistik Tahunan Atma Jaya Ketiga Belas : Tingkat Internasional, Jakarta, 8-9 April 2015
,
page 445-450.
Topik:
Etnolinguistik
;
Toponimi
;
Hidrografis
;
Kebudayaan Sunda
Fulltext:
(445-450) Mahardhika, Mahmud, Dede - Dari Cicalengka . . . - 040415.pdf
(167.45KB)
Ketersediaan
Perpustakaan PKBB
Nomor Panggil:
406 KLA 13
Non-tandon:
tidak ada
Tandon:
1
Lihat Detail Induk
Isi artikel
Banyak tempat di kawasan Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta yang dinamai dengan kata berawalan ci-, yang berasal dari kata cai (air) dalam bahasa Sunda. Selain ci-, beberapa tempat juga dinamai dengan kata-kata yang berhubungan dengan air seperti Andir (mata air), séké (air akar), ranca (rawa), talaga (Telaga), sumur (sumur), dan sebagainya. Penamaan tempat menggunakan kata-kata yang berhubungan dengan air (hidrografis) telah menjadi fenomena kultural masyarakat Sunda. Dalam konteks kultural, sistem penamaan tempat (toponimi) tersebut tentunya sangat terkait dengan kehidupan kultural masyarakat Sunda. Ini sejalan dengan konsep pemaknaan berdasarkan konsep kultural yang dikemukakan Duranti (1997) dan Wierzbicka (1997). Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan (1) klasifikasi dan deskripsi ciri hidrografis pada toponimi Sunda; (2) fungsi umum ciri hidrografis pada sistem toponimi Sunda; dan (3) cerminan gejala kebudayaan yang muncul berdasarkan ciri hidrografis pada sistem toponimi Sunda. Untuk menjawab masalah tersebut, data dikumpulkan dengan mencatat penggunaan ciri hidrografis pada sistem penamaan tempat tertentu di berbagai kawasan di Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta. Data-data tersebut kemudian dilengkapi dengan studi kepustakaan yang terkait dengan tema ciri hidrografis dalam kebudayaan Sunda. Hasil akhir penelitian ini memberikan perspektif disiplin Etnolinguistik terhadap ciri hidrografis pada sistem toponimi Sunda. Pertama, pola toponimi berciri hidrografis terdiri atas dua pola: (1) pola linier dan (2) pola barung. Kedua aspek toponimi berciri hidrografis terdiri atas aspek (1) fisikal, (2) sosial, (3) kultural, dan (4) kontemporer. Ketiga, gejala kebudayaan yang mengemuka di balik sistem toponimi Sunda menunjukkan perspektif kebudayaan Sunda dalam memandang air sebagai sumber kehidupan yang paling penting bagi manusia.
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Kembali
Process time: 0.015625 second(s)